Kica, kica. Jadi anak kok seneng banget berantem. Mamanya cuma bisa geleng-geleng kepala dan mengurut dada setiap kali Kica pulang sekolah dengan wajah lebam. Habis mau gimana lagi? beginilah resikonya jika anak sejak kecil di perkenalkan dengan bela diri. Ketika Kica masuk TK, sudah di ikutkan karate, saat SD masuk Jujitsu, Kelas 3 SD daftar Kempo, SMP Kica ikut Taekwondo.
Saat Mama Kica sadar bahwa hal itu ternyata berpengaruh buruk untuk perkembangan Kica, Mama memberhentikan semua kegiatan fisik yang Kica tekuni. Tapi memang dasarnya bandel atau memang sudah jatuh cinta, Kica secara sembunyi-sembunyi tetap aktif berolah kanuragan. Kabarnya setelah itu dia mendalami Aikido dan Kungfu.
Saat pertama kali masuk SMP itulah reputasi Kica di dunia persilatan dimulai. Sehari masuk SMP, Kica langsung jotos-jotosan dengan anak kelas sebelah. Masalahnya sih sepele, Kica dituduh naksir Reni, temen sekelasnya yang memang manis. Hasilnya, belum sempat belajar, Kica sudah pindah dari sekolah itu. Setahun kemudian saat Kica naik kelas 2 di SMP Permata, Kica dikeluarkan lagi setelah tertangkap basah berantem di kantin.
Lalu dikeluarkan dari SMP Selasih, satu jam setelah pukul-pukulan saat upacara sekolah hari senin. Lalu dipecat dari SMP Maritim, lalu ditendang dari SMP Jaya Kusuma. Untung aja Mama Kica sabar dan tabah menghadapi keras hati anak bungsunya. Dengan susah payah Kica lulus SMP dan akhirnya masuk ke sekolah lanjutan. SMA 99.
Begitulah Kica. Nggak pernah absen dalam pertempuran. Setiap kali ada permasalahan, Kica pasti ada ditengah-tengahnya. Nggak peduli siapa yang dia hadapi, Nggak peduli siapa yang menghalangi.
Pernah suatu saat sewaktu Kica kelas 1 SMA, Kica kedapetan musuh dari perguruan SBS (Silat-Berdoa-Selamat). Saat pertarungan dimulai, Kica terheran-heran bercampur kagum dengan orang yang ingin dipukulinya sebentar lagi. Betapa tidak, awalan dan kuda-kudanya banyak banget! Liuk sana-liuk sini nggak bisa diem. Bener-bener sangat atraktif sambil nggak berhenti komat-kamit. Kica jadi penasaran apa yang akan terjadi sesudah itu. Lalu tiba-tiba musuh itu berhenti bergerak, kedua tangannya mengambang di udara dengan salah satu kaki terangkat (coba kedua kakinya melayang, Kica pasti tepuk tangan).
Detik demi detik berlalu. Si musuh nggak bergeming. Bisa sampe sore nggak selesai nih pikir Kica. Lagipula nggak seru kalo si musuh kalah karena lelah dengan ulahnya sendiri. Kica mengepalkan tinjunya, berinisiatif maju menyerang. Hanya terkait dua langkah lagi sebelum bogem mentah Kica mendarat dimukanya, tiba-tiba.. JELEDARRR!! Kica kontal 5 meter dan dengan sukses nyusruk ke semak-semak, pingsan nggak bergerak.
Esok harinya, setelah Kica selesai mengurut bahunya dan memecahkan misteri yang menyelubungi pertempurannya waktu itu, Kica menantangnya untuk duel kembali. Kica memang nggak pernah puas kalo nggak menang. Apalagi jika kalah dengan hasil penasaran. Hasil akhirnya : Si musuh dihabisi sebelum selesai komat-kamit. Kica tidak membiarkan si musuh mengeluarkan jurus 'angsa tidur berdiri' yang membuatnya nyusruk tempo hari.
Tapi jangan salah. Kica berantem selalu ada dasarnya. Dia paling nggak bisa melihat orang, apalagi temannya, di zolimi begitu saja. Hampir semua lawannya memang preman-preman belagu yang suka petentang-petenteng nggak jelas. Kojak yang sering dagang Inex dan Lexo, di babat abis. Jekson yang sering bagi-bagi gele a.k.a cimeng, di jenggut-jenggut sampai manggil-manggil emaknya.
Dhino si tukang palak juga masuk hitungan, di bejek-bejek!. Rhino yang tukang gencet adik-adik kelas juga ditampar bolak-balik atas-bawah nggak ngelawan. Dion, Budi dan Jayen, Trio Macan Kemayoran, juga kapok setelah berurusan dengan Kica. Dion di cuci, Budi di bilas, Jayen di Jemur! Karena itu, biar sering berantem dan langganan tetap Ruang BP, dalam hati guru-guru, Kica jadi aset berharga di sekolah. Keamanan tanpa bayaran. Jadi Pak Robert Lumban Gaol cuma pura-pura marah dengan gaya Bataknya : "Ngana ja berantem malulu jo!" Itu Batak apa Manado
Pernah suatu ketika, Indri teman kelasnya, di tampar Boy, pacarnya. Gara-garanya Indri pergi ke Dufan nggak bilang sama Boy. Jadi setelah perdebatan sengit, Muka Indri memerah karena tamparannya. Paginya, Boy ditempeleng sampai jatuh dari sepeda motor oleh Kica. "Heh, Kalo berani jangan sama perempuan! Banci lu!" Kata Kica waktu itu. Siang itu juga Kica dicegat Boy dan kedua kakaknya yang anak kuliahan. Tapi akhirnya mereka lari tunggang langgang setelah dipecundangi Kica. "Besok gue tunggu. Bawa Bokap lu sama ponakan-ponakan lu sekalian!" Teriak Kica.