Hari Jumat, tanggal 20 Oktober 2015, saya dan 21 kawan lainnya dari kompasianer Batam dan kepri serta blogger Batam dan Tanjungpinang berkesempatan berbagi ilmu dengan Kadispar Kepri, Guntur Sakti. Selalu menarik bagi saya jika bercakap-cakap tentang bagaimana memajukan Kepri. Alasan-alasan yang terdengar seperti klise pun mengemuka. Kepri adalah tanah kelahiran bagi kakek, nenek, ibu, saudara dan anak perempuan saya. Memajukan Kepri bukan hanya memajukan Indonesia, tetapi juga memajukan karib kerabat dan handai tolan.
[caption caption="Akun resmi Dinas Pariwisata Kepri di twitter"][/caption]
Senada denga tulisan saya sebelumnya Sekilas Eco-Resort di Bintan, industri pariwisata Indonesia di tahun 2014 merupakan penyumbang devisa terbesar keempat setelah minyak dan gas, batubara, serta kelapa sawit. Membuat industri pariwisata lebih besar lagi di 2019, dengan target perolehan devisa sebesar Rp240 triliun bukan perkara mudah, butuh tekad, dedikasi dan dana untuk mewujudkannya. Ini adalah industri kreatif.
Industri pariwisata tidak seperti industri lainnya. Jika industri pertambangan bisa diprediksi keuntungan yang diperoleh per kilogramnya ketika baru akan menambang, maka lain halnya dengan industri pariwisata. Ada banyak aturan baku, namun hasil akhirnya bergantung pada tren dan selera pasar. Kreatifitas dari pelaku-pelaku di bidang pariwisata lah yang membuat industri ini besar.
[caption caption="Akun resmi instagram Dinas Pariwisata Kepri"]
[/caption]
Pemerintah dalam hal pembuat kebijakan, harus kreatif membuat aturan yang menarik minat serta membangunan infrastruktur yang memudahkan wisatawan berkunjung. Pemilik tempat wisata dituntut untuk mampu menyajikan atraksi yang spektakuler guna memuaskan hasrat mereka yang menyaksikan. Penyedia jasa transportasi bisa berpartisipasi dengan menyediakan sarana transportasi yang nyaman dan aman. Dan tak lupa para agen perjalanan juga harus bisa mengemas paket-paket yang sesuai budget namun tetap menarik bagi pelancong. Keempat komponen ini masih harus dibungkus lagi dengan gencarnya promosi di tempat-tempat strategis agar Pesona Indonesia dan Wonderful Kepri khususnya, mampu merevolusi tujuan wisatawan ke Asean.
Pemerintah dalam hal ini kemenpar, secara nasional telah menjalankan beberapa program promosi pariwisata. Satu yang sekarang sedang digembar-gemborkan adalah tagline Wonderful Indonesia atau dalam bahasa Indonesia menjadi Pesona Indonesia.
[caption caption="Sumber : www.disbudpar.kaltimprov.go.id"]
[/caption]
Payung besar promosi pariwisata dengan tagline "Wonderful Indonesia" bukan hal yang baru, branding ini telah dilakukan pada tahun 2011. Menteri Pariwisata sekarang, Arief Yahya melakukan strategi cerdas dengan tetap mempertahankan tagline tersebut dan memperkuatnya dengan "Pesona Indonesia" guna menggaet Wisatawan Nusantara (Wisnus). Taktik agar Wisnus mengenal dan mencintai wisata negerinya dalam hal ini patut diapresiasi lebih, karena dengan meningkatnya jumlah kunjungan Wisnus, bahan bakar untuk industri pariwisata Indonesia bertambah. Wisatawan tetaplah wisatawan, jangan sampai ada wisatawan domestik dianaktirikan karena dianggap tidak mampu "membayar lebih" seperti wisatawan asing. Faktanya, jumlah Wisnus yang bertandang ke negara orang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Seiring dengan riuhnya Wonderful Indonesia, Provinsi Kepri sebagai pintu masuk ketiga terbanyak untuk kunjungan wisatawan tak mau kalah. Tagline Wonderful Kepri ikut juga dibuat. Dinas Pariwisata Kepri bergerak cepat menangkap momen yang digagas pemerintah pusat. Terbukti tidak hanya meluncurkan website kepri.travel yang diterjemahkan ketiga bahasa (Inggris, Tiongkok dan Jepang), Dinas Pariwisata Kepri juga meluncurkan mobile apps serta aktif di jejaring sosial.
[caption caption="Sumber : kepri.travel"]
[/caption]