Lihat ke Halaman Asli

Antara Keadilan, Terorisme dan Kodrat Manusia

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merdeka atau Syahid

Apa mungkin keadilan diwujudkan dengan cara-cara yang tidak adil? Saya rasa pertanyaan tersebut menjadi manifestasi dari apa yang terjadi sekarang ini, pada era di  mana ilmu pengetahuan menjadi dasar dari pengungkapan kebenaran, era di mana kebenaran maupun keadilan sudah seharusnya dijunjung tinggi oleh pihak-pihak yang menganggap diri mereka sebagai pihak yang beradab.

Melalui pemberitaan berbagai media, juga sepanjang sejarah semenjak Israel berdiri, ia sudah dikenal sebagai agresor. Disebut agresor, sebab dalam kenyataannya, Israel bisa melakukan klaim terhadap batas-batas wilayah negara lain sesuka hatinya, lantaran tidak pernah menetapkan batas wilayah negaranya secara jelas.

Ada hal yang menarik saat Israel melakukan agresinya belakangan ini. Israel menyatakan bahwa tindakannya telah didukung beberapa negara lain, yaitu Amerika, Inggris, Perancis, Jerman, dan Kanada. Semula saya berharap pernyataan tersebut segera diklarifikasi oleh negara-negara yang disebutkan Israel. Setidaknya, bila negara-negara tersebut masih memiliki kehormatan, tentunya, melalui para duta besarnya, yang utamanya berada di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, mereka melakukan penyangkalan terhadap pernyataan tersebut. Namun sampai detik ini, setidaknya di Indonesia, para perwakilan duta besar negara-negara tersebut, belum ada yang melakukan penyangkalan.

Dengan demikian, dapat dikatakan, kini telah terjadi suatu ketidakadilan yang dilakukan negara-negara kuat. Bahkan beberapa diantaranya merupakan anggota tetap dewan keamanan PBB, yang seharusnya menjadi negara terdepan dalam menegakkan keadilan di dunia internasional. Banyak negara-negara yang lebih lemah dari mereka, yang kebanyakan juga merupakan negara-negara dengan mayoritas penduduknya sebagai muslim, berharap bisa sejahtera dengan keadilan yang mereka tegakkan. Namun harapan itu hanyalah ilusi bagaikan fatamorgana.

Saya yakin bahwa negara-negara tersebut, termasuk Israel, sangat mengerti keadilan yang saya maksudkan. Dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki, saya sangat yakin mereka sangat paham bagaimana melakukan konversi terhadap variable-variabel yang ada pada kehidupan sosial ini dalam suatu simulasi yang dapat dianalisa hasilnya. Sehingga bilamana di kemudian hari mereka mendapat serangan yang tidak terduga, sesungguhnya mereka sangat sadar, bahwa hal itu dapat saja terjadi lantaran akibat perbuatan mereka di masa sekarang.

Bila dengan adanya serangan terhadap negara-negara tersebut kemudian mereka melakukan klaim, bahwa mereka sedang berhadapan dengan teroris, apakah tindakan mereka di masa sekarang, dapat dikatakan sangat efektif dalam memberantas terorisme?

Terlepas dari semua pernyataan di atas, saya ingin menggarisbawahi, bahwa pada hakikatnya, manusia itu, adalah mahluk yang berpikir. Sehingga sudah menjadi kodratnya untuk berjuang mencapai kemerdekaannya yang hakikki, dari suatu penindasan, meski penindasan tersebut dikemas dengan sampul untuk menegakkan keadilan. Juga menjadi kodrat manusia, untuk berusaha melawan kejahatan, meski kejahatan tersebut dikemas dengan sampul pengungkapan kebenaran berdasarkan ilmu pengetahuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline