Air dapat membentuk berbagai macam formasi kristal, yang dinamakan sebagai kristal air. Kristal air umumnya terbentuk secara alamiah saat salju turun.
Salah seorang berkebangsaan Jepang, bernama Dr. Masaru Emoto, meneliti tentang bagaimana kristal air dapat terbentuk dari air yang diberi perkataan yang mengandung emosi. Dalam bukunya yang berjudul The Hidden Messages in Water, Beliau menjelaskan bahwa air yang diberi kata-kata yang mengandung emosi positif, dapat dengan mudah terbentuk kristal airnya. Formasi kristal air yang terbentuk bervariasi, sesuai dengan kata-kata yang diberikan, namun memiliki keindahan yang relatif sama
Kristal air yang indah juga dapat dengan mudah terbentuk dari air yang didendangkan musik atau lagu yang indah. Juga dapat terbentuk dari air yang didoakan, dari air alam yang lingkungannya terpelihara dengan baik, serta dari air tatkala ia diberi persepsi yang baik oleh orang yang mempersepsikannya.
Sebaliknya, bila air bila diberi kata-kata yang mengandung emosi negatif, termasuk persepsi yang negatif, maka kristal air yang terbentuk tidaklah sempurna, bahkan tidak dapat terbentuk kristal air sama sekali.
Komposisi air pada tubuh manusia adalah sekitar 70 %. Dari keberadaan komposisi air tersebut, secara logika, hal-hal yang mempengaruhi air seperti yang dijelaskan di atas, akan mempengaruhi pula tubuh manusia yang terdiri dari komposisi air tersebut.
Hal-hal yang positif yang menjadikan air dapat dibentuk kristal airnya dengan mudah, secara hipotesis dapat dijadikan sebagai mekanisme terapi bagi kesehatan manusia. Meski perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, dan banyak perdebatan tentang mekanisme terapi tersebut, namun penelitian Dr. Emoto ini mendapat apresiasi dari salah seorang pakar DNA (Deoksiribo Nukleat Acid) bernama Dr. Kazuo Murakami. Dr. Murakami, dalam bukunya yang berjudul The Divine Message of DNA, mengatakan bahwa apa yang ada dalam pikiran manusia berpengaruh pada tingkat entropi DNA, yang hasilnya akan memberikan dampak bagi kesehatan manusia tersebut. Pikiran positif, akan memberi pengaruh yang positif bagi perkembangan sel-sel di dalam tubuh. Sehingga dari pernyataan Dr. Murakami, terdapat semacam kesamaan pandangan dengan Dr. Emoto, terutama terkait dengan persepsi atau sugesti yang ada dalam pikiran seorang manusia.
Terlepas dari apa yang saya sampaikan, pada dasarnya dapat diambil hikmah dari apa yang menjadi pandangan kedua peneliti tersebut. Bahwa suatu niat dan amal yang baik, akan membawa kebaikan bagi para pelakunya. Bahkan perbuatan baik itu akan berpengaruh pada pelakunya sekecil apa pun. Meski itu hanya sekedar persepsi, sugesti atau apa yang tersimpan di dalam hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H