Lihat ke Halaman Asli

Peradaban Perawan

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Peradaban Perawan”

Perkaranya mudah saja

Hanya yang memiliki keindahan

dan kerucut di dua dadanya

Yang putingnya membarakan nafsu

begitu paruh jenjang

yang meliuk-liuk menawarkan dosa

Siapa yang menawan

siapa yang tertawan

Pada peradaban perawan

yang moralnya tergantung-gantung

di etalase jalanan

Ah, bukan lagi moral

Ketika saling tonton-menonton

Pada kemaluan masing-masing

sehingga dengus nafas ditapak percumbuan

gadaikan moral murah-murah saja

Amarah resah lepas sudah

Kain-kain tak lagi berbadan

Ah, apa hendak dikata

perawan-perawan tak lagi berbadan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline