Seluruh mahasiswa pasti pernah atau akan melaksanakan magang setidaknya sekali selama mereka berkuliah. Biasanya magang akan dilakukan di semester empat, semester lima atau semester enam tergantung universitas masing-masing. Setiap mahasiswa biasanya memiliki pengalaman magang yang beragam dan unik.
Pengalaman magang mungkin akan berbeda-beda, selain pengalaman yang menyenangkan, bisa jadi ada beberapa dari mereka yang mengalami pengalaman buruk, menegangkan, membosankan bahkan menyedihkan. Bagaimanapun, magang merupakan suatu kegiatan yang mampu melatih mahasiswa untuk bekerja dan terjun langsung ke lapangan. Melihat secara langsung kondisi tempat dengan rekan-rekan yang mempunyai perbedaan karakter, mengerjakan pekerjaan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya dan harus menaati seluruh aturan-aturan yang telah disetujui di awal.
Tulisan ini dibuat khusus sebagai rasa terimakasih kepada Ibu Eti Sumiati, sebagai pembimbing magang Divisi Referensi di Perpustakaan IPDN Jatinangor, Sumedang. Beliau membuat magang yang telah kami lakukan selama sebulan menjadi sangat bermakna. Pada mulanya, sebanyak 28 mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dari berbagai jurusan diterima dengan baik untung melakukan PPL di Perpustakaan IPDN.
Mahasiswa yang melakukan magang di perpustakaan IPDN ini dibagi ke dalam enam divisi yaitu Divisi Sirkulasi, Divisi Referensi, Divisi Skripsi, Divisi Pengolahan dan Divisi Dokumentasi. Masing-masing divisi diisi oleh setidaknya tiga sampai tujuh orang mahasiswa dengan kegiatan pekerjaan yang bervariasi.
Saya bersama dengan dua orang teman dari UIN Sunan Gunung Djati lainnya ditempatkan di Divisi Referensi, sebetulnya kami sendiri yang mengajukan diri untuk menempatkan diri di sana. Pekerjaan yang dilakukan tidak begitu sulit jika sudah terbiasa, kami diperintahkan untuk menginput informasi dari buku-buku pada Aplikasi Inlislite yang selanjutnya dari informasi yang telah terekam computer tersebut akan diubah menjadi barcode dan klasifikasi buku.
Barcode dan klasifikasi buku yang telah dicetak tersebut kemudian akan dipotong-potong dengan sangat rapi dan ditempelkan di depan cover dan di samping bawah buku, setelah itu kami akan memberikan sampul plastic pada setiap buku dan menaruhnya di rak yang sesuai dengan klasifikasi masing-masing buku. Dalam suatu pertemuan, kami juga pernah diperintahkan untuk mengisi daftar hadir Praja IPDN, Nomor Induk, Fakultas dan tujuan mereka mengunjungi perpustakaan pada Excel.
Semuanya berjalan dengan lancar tidak lain adalah karena kerja sama yang begitu baik antara pembimbing dan kami sebagai mahasiswa magang. Ibu Eti Sumiati sedari awal dengan sabar mengajarkan kepada kami cara menggunakan Aplikasi Inlislite, memberi tahu di mana harus menggunakan huruf kapital, di mana harus menggunakan huruf kecil, memberi tahu kami apa itu edisi buku, nomor ISBN, edisi dan lain-lain. Menjelaskan juga keterangan tandon, baca di tempat, dapat di pinjam dan keterkaitannya dengan perpustakaan. Beliau mengajarkan kami mencetak barcode dan klasifikasi sampai menempelkannya.
Peserta magang harus datang tepat sebelum pukul 08.00 WIB setiap hari dan absen terlebih dahulu menggunakan nomor induk keluarga dan pulang tepat pukul 16.00 WIB. Setiap pagi Ibu Eti selalumemberikan makanan kepada kami bertiga, entah gorengan, kue-kue manis, dan camilan lainnya. Ketika siang hari beliau pernah memberi kami nasi kotak, di siang berikutnya memberi es cincau, tahu Sumedang, brownies dan masih banyak lagi.
Beliau sering mengajak bercerita di waktu luang, menceritakan kisahnya yang inspiratif dan mendengarkan pula kisah dan keluhan kami tentang apapun. Beliau sering memberikan saran-saran yang berharga, tentang apa saja yang harus dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan terutama dalam mengejar cita-cita, beliau memotivasi kami agar fokus pada tujuan dan bekerja keras untuk mencapainnya.
Tanggal 09 Agustus 2024 merupakan hari terakhir seluruh mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelesaikan perjanjian magang dengan perpustakaan IPDN. Kami semua diajak untuk makan-makan seperti pada hari pertama kami berada di sini, kami benar-benar merasa sangat dihargai.
Saat itu kami tidak perlu lagi menginput buku atau mengerjakan tugas lainnya, hanya berpamitan dan mengambil beberapa gambar bersama sebagai kenang-kenangan. Ketika itu pula Ibu Eti mengajak kami bertiga untuk mengunjungi rumahnya, kami dengan senang hati setuju untuk datang ke rumah beliau. Di sana kami disuguhi kembali makanan dan saling bertukar cerita.