Lihat ke Halaman Asli

Mabuk Pesona Garis Nazca

Diperbarui: 24 Juni 2018   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

postronda.com

Sudah satu jam lebih aku menyaksikan video 'Enigmatic Nazca' dari TV di ruang tunggu bandara Aeronazca. Sesekali kutimpali obrolan suamiku dengan Chloe, dosen asal Perancis rekan perjalanan kami. 

Dari tempatku duduk terlihat Jose pemandu kami tampak agak gelisah. Ia berbicara dengan staf penerbangan di satu counter, lalu pindah berbincang ke counter lain. Tak lama kemudian ia menghampiri, memberitahu Chloe, 'Siap-siap, Anda terbang 30 menit lagi.' Kepada kami ia melanjutkan,'Kalian pasti terbang hari ini, hanya saja belum pasti jam berapa."

Tadi menjelang pk 10 saat mobil pengantar kami memasuki halaman bandara kecil itu, langit memang tampak mendung. Di dalam bangunan, pengunjung memadati ruangan. Sebagian yang lain terlihat berdiri karena tak ada lagi kursi kosong. Rupanya belum ada satu pesawat pun yang bisa terbang mengantar wisatawan. 

Cuaca berawan menjadi penyebabnya. Pesawat akan membawa pengunjung melintasi 'geoglyphs*) - Nazca lines. Untuk bisa menikmatinya diperlukan pandangan lepas tanpa halangan dari ketinggian ke gurun. Adalah Toribio Mejia Xesspe, arkeolog Peru yang mulai mempelajari 'Garis-garis Nazca' di tahun 1926.  Namun masyarakat luas baru mengetahuinya bertahun kemudian, setelah para pilot penerbangan komersial tahun 1930an menyampaikan apa yang mereka saksikan saat terbang. 

Bentuk-bentuk itu memang sulit untuk langsung dikenali jika kita berada di permukaan tanah. Tak heran, saat pembangunan 'South Pan-American Highway' dilakukan, konstruksi jalan raya itu tanpa sengaja telah memotong beberapa ornamen yang ada.

Geoglyphs adalah sebutan umum untuk ornamen yang dibuat dengan menatah/menggali tanah bebatuan. Di Nazca galian sedalam sekitar 30 cm membentuk garis-garis gambar burung, tanaman, juga orang. Ada ratusan bentuk di lokasi situs arkeologi yang mencakup area gurun seluas lebih dari 75 ribu hektar itu. Ornamen itu berukuran cukup besar -- beberapa di antaranya mencapai hampir 400 meter, sehingga bisa terlihat jelas dari ketinggian.

Lebih satu jam kemudian Chloe datang dari pintu samping. Ia duduk dan menunjukkan foto-foto yang diambilnya. "Aku agak mabuk selama penerbangan tadi," ujarnya. "Pusing sekali, jadi tak banyak gambar yang kufoto," tambahnya. Agak gentar aku mendengarnya. Apalagi setelah Chloe meneruskan bahwa ia bukan orang yang mudah pusing terhadap guncangan, bahkan saat naik roller-coaster. Waah... semakin tak berani aku membayangkan apa yang akan terjadi di pesawat nanti.

Giliran kami akhirnya tiba. Pengecekan keamanan dilakukan dengan santai, tanpa mengurangi standar ketelitian. Calon penumpang di belakangku diminta berulang melewati sensor karena  alat itu terus berbunyi meski ia sudah mengeluarkan semua barang bawaannya. Rupanya ada benda logam kecil di saku dekat lutut yang luput dari perhatian pemiliknya. Di dalam ruang kecil itu sudah duduk beberapa orang, rupanya kami masih harus menunggu lagi. 

Seorang petugas yang kuduga co-pilot menilik tanda garis di pundaknya, membawa kertas daftar nama dan mulai memanggil penumpang. Setelah dua kelompok pergi, nama kami pun dipanggil. 

Rombongan kami yang terdiri dari 10 orang kemudian diajak keluar gedung menuju pesawat yang parkir tak jauh dari ruang tunggu tadi. Dari kejauhan tampak pilot kami telah menunggu di dekat tangga pesawat.

Di siang yang terik itu pesawat mulai lepas landas. Terasa mulus, mungkin karena aku berada di kursi depan, tepat di belakang tempat duduk kedua awak. Pesawat melaju menjauh dari kota Nazca menuju gurun. Bukit batu abu-abu terlihat tersebar di bawah kami. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline