Lihat ke Halaman Asli

Suatu Hari di Doli

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Huhuhuhu......"

"Udah lah mbok jangan nangis melulu.. mungkin ini jalan terbaik buat simbok dan teman-teman simbok"

"Enak gimana nduk? Kon arep madhang opo mari doli ditutup? Simbokmu ini ndak punya keahlian apa-apa selain keahlian di ranjang! Huhuhu.."

"Hmmm, udah lah mbok, nanti aku cariin jalan keluar.. Emmm apa simbok melayani temen-temenku aja mbok? Gimana? Temen-temenku duitnya banyak kok!"

"Ealaaah nduk, simbok ini udah berumur, nggak kuat kalo sama yang muda-muda.."

"Terus maunya sama siapa mbok? Sama pak Widodo? Apa sama pak Bianto? Hayo pilih mana mbok?"

"Gimana ya nduk? menurutmu enak siapa?"

"Terserah simbok aja, katanya mau yang udah tua.."

"Emm kalo pak Bianto, nanti kalo simbok ilang gimana? Kan pak Bianto katanya suka ngilangin orang tiba-tiba.."

"Kalo pak Widodo mbok?"

"Ah kalo pak Widodo itu cuma boneka. Nggak asik kalo sama boneka. Mending sama guling nduk daripada sama boneka!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline