Lihat ke Halaman Asli

Cinta di Tengah Debu Bintang

Diperbarui: 6 April 2024   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Di tengah keramaian kota New York, di antara gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi dan deru lalu lintas yang tak pernah berhenti, dua jiwa menemukan satu sama lain di tempat yang paling tak terduga. Sarah, seorang seniman bebas yang memiliki hasrat untuk melukis bintang-bintang, dan Daniel, seorang ahli astrofisika yang tekun dalam mengungkap misteri kosmos, seolah-olah memiliki sedikit kesamaan, tetapi takdir memiliki rencana lain.

Jalur mereka pertama kali bersilangan pada sebuah sore musim gugur yang dingin di sebuah kafe kecil yang tersembunyi di Greenwich Village. Sarah, dengan rambut berwarna-warni dan pakaian yang tidak sesuai, tenggelam dalam dunianya sendiri, menggambar konstelasi di buku catatan yang sudah usang. Daniel, tenggelam dalam kertas-kertas penelitiannya, hampir tidak memperhatikan keberadaannya sampai angin kencang yang tak terduga mengirimkan sketsa Sarah melayang di sekitar kafe.

Permintaan maaf dilontarkan, tawa bersama dibagikan, dan begitulah dimulai hubungan yang melampaui batas waktu dan ruang. Pandangan Sarah yang penuh imajinasi tentang kehidupan menyemangati dunia monokrom Daniel, sementara rasionalitas Daniel membumikan imajinasi Sarah.

Romansa mereka berkembang di tengah latar belakang Kota New York, setiap kencan adalah petualangan baru -- dari jalan-jalan di Central Park yang disinari bulan hingga piknik di atap yang menawarkan pemandangan panorama kota. Tetapi seiring dengan vertikalnya perasaan cinta, datang pula tantangan yang mereka hadapi.

Karier Daniel menuntut waktu yang panjang di observatorium, meninggalkan Sarah rindu akan kehadirannya. Sementara itu, gaya hidup tak konvensional Sarah bertentangan dengan rutinitas teratur Daniel, menyebabkan momen-momen ketegangan dan keraguan. Namun, melalui semuanya, cinta mereka tetap teguh, seperti konstan kosmis di alam semesta yang selalu berubah.

Hubungan mereka mencapai puncaknya selama sebuah peristiwa kosmis langka -- hujan meteor yang mewarnai langit malam dengan jejak debu bintang. Di bawah tontonan kosmis yang berkilau, Daniel berlutut dengan cincin berkilau di tangannya, dan meminta Sarah untuk menjadi pasangannya dalam menavigasi eksistensi tak terbatas kehidupan.

Dengan air mata kebahagiaan mengkilap di matanya, Sarah mengucapkan iya, menetapkan cinta mereka di antara bintang.

Saat mereka berdansa di bawah kanopi kosmis yang berkilau, mereka menyadari bahwa cinta, seperti debu bintang, abadi dan tanpa batas -- sebuah kekuatan yang melampaui semua rintangan, menerangi bahkan sudut tergelap alam semesta.

Dan begitulah, di tengah kota New York, dua jiwa bersatu, menulis cerita cinta mereka sendiri di dalam eksistensi tanpa batas kosmos. Bagi Sarah dan Daniel, cinta benar-benar adalah kekuatan paling dahsyat di alam semesta, membimbing mereka melalui perjalanan kehidupan dengan kasih, keajaiban, dan kemungkinan tak terbatas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline