Lihat ke Halaman Asli

Gagap Bahasa Jadi Memalukan

Diperbarui: 5 November 2015   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Cerita ini terjadi bertahun-tahun yg lalu saat saya masih bujang lalu ke kampung halaman berniat utk ziarah & mbolang di Malang utk mengenali tempat kelahiran saya,memang enak selagi belum berkeluarga saya puaskan diri saya utk keluyuran hanya utk mempelajari karakter manusia berdasarkan letak geografis tempat tinggalnya

suatu hari saya bertemu kawan baru di kampung halaman saya dimalang seorang mahasiswa dr tanah celebes yg akan mendaki gunung dekat kampung saya,karena beda bahasa maka saya menggunakan bahasa pemersatu bangsa ini yaitu Bahasa Indonesia agar org lain tidak mudah tersinggung & lebih nyaman berkomunikasi meskipun beda suku dan budaya

setelah beberapa hari sang mahasiswa turun gunung dlm keadaan kurang sehat lalu mampir ke rumah sekedar beristirahat & sayapun jg dlm keadaan kurang sehat krn kondisi cuaca saat itu,lantas sore harinya kami berdua berniat utk berobat ke dokter agar sakitnya tidak berlarut atau tambah parah.Karena berada di jawa maka sang dokter muda itu bertanya dlm bahasa jawa yg saya tidak mengerti krn meskipun saya suku jawa tp saya di besarkan di Kalimantan jd saya lebih terbiasa dg bahasa Banjar & bahasa Kutai,hal inilah yg membuat sang dokter ngakak sampai keluar airmata beserta gas perusak syaraf yg baunya bs memabukkan lalat krn pertanyaannya di jawab beda arah,padahal sang dokter bertanya " asmanipun sinten ? " yg berarti namanya siapa malah saya jawab "saya tidak astma hanya flue berat saja " sedangkan kawan saya yg asli Bone SULSEL balik bertanya "apakah itu astma jenis baru yg ad di INdonesia ? " lalu setelah tawanya reda sang dokter yg asli KEPANJEN MALANG menjelaskan bahwa "asma " yg dia maksud adl utk menanyakan nama dlm bahasa jawa halus bukan "astma" yg berarti penyakit,ooooalah ternyata saya adl org jawa yg hilang jawanya setelah mengerti kamipun ngakak berjamaah sampai pasien yg lain jd keheranan,maafkan saya wahai leluhurku di tanah jawa yg telah lupa melestarikan bahasa nenek moyang sendiri,akhirnya saya belajar bahasa jawa dg sanak keluarga saya,setelah peristiwa lucu dan sangat memalukan itu saya jd kepingin belajar bahasa daerah saudara2 yg lain agar tidak punah bahasa daerahnya "SALAM INDONESIA SATU "

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline