Lihat ke Halaman Asli

wong plaju

freelancer

Menunggu Kereta

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Telah lama kami nanti kereta  itu

Sebuah kereta yang berpenumpangkan  orang-orang pemberani dan penuh semangat

Orang-orang yang  pemberani, tegas, intelek serta selalu memancarkan aura positif

Aura positif yang mempengaruhi ketentraman hati kami di stasiun tua ini

ya, kami sedang disini, di stasiun tua untuk  menunggu kereta itu.

Stasiun kami ini sudah tua, kami takut stasiun kami ini bisa roboh tanpa sisa, sehingga kelak orang tidak tau bahwa di situ dulu pernah ada stasiun kami ini

Kayu pondasi stasiun kami ini sudah mulai mengalami pembusukan di grogoti oleh tikus-tikus bedebah

Tiang-tiang nya pun sudah banyak yang keropos di makan rayap-rayap jahanam

Lantainya  kini menjadi tempat tinggal dan berkembang biaknya jentik nyamuk yang siap  bermertamorfosis menjadi nyamuk yang siap menghisap darah

Dinding stasiun nampaknya sudah tidak kuat lagi menahan terpaan-terpaan angin serta badai yang selalu datang.

Ya kami Merindukan kereta Itu, kereta yang bisa menghantarkan kami, sebuah kereta harapan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline