Lihat ke Halaman Asli

Papua dalam Kepentingan Internasional II : China

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1402661412581785398

[caption id="attachment_311033" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi (http://mikeportal.blogspot.com/2012/10/china-melawan-amerika-sebabak-rivalitas-ideologi-dunia.html)"][/caption]

Setelah sebelumnya saya menuangkan tulisan mengenai kepentingan Vanuatu di Papua (http://politik.kompasiana.com/2014/06/02/papua-dalam-kepentingan-internasional-vanuatu-656202.html), saya berusaha untuk menulis beberapa kepentingan negara lain di tanah kampung halaman saya ini. Bertepatan dengan keinginan saya tersebut, saya membaca berita yang dikeluarkan Antara news tertanggal 8 Juni 2014 tentang disitanya 2 laras pendek yang disita oleh aparat keamanan setelah terjadinya kontak senjata antara TNI dengan salah satu faksi OPM pimpinan Goliath Tabuni di kawasan Tingginambut. Dalam kontak senjata tersebut menewaskan Timika Wonda, salah satu tangan kanan dari Goliath Tabuni. Sedangkan 2 laras pedek yang disita bukanlah senjata rampasan milik TNI atau Polri tapi senjata buatan China.

Dari berita pendek, tapi menarik ini saya melihat beberapa kata yang patut menjadi sorotan pertama adalah Goliath Tabuni, kemudian Tingginambut dan tentu saja China. Bagaimana ketiga kata ini bisa berkumpul di satu berita, perlu kita telusuri satu persatu

Goliath Tabuni

Salah satu tokoh militer OPM ini mengaku sebagai Panglima gerakan sipil bersenjata yang disebut sebagai Tentara Pembebasan Nasional – Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM). Tidak hanya bersebarangan dengan pemerintah, Goliath Tabuni juga berseberangan dengan organisasi sayap OPM lainnya. Goliath Tabuni menyebut bahwa organisasi Negara Republik Federal Papua Barat pimpinan Forkorus/NRFPB Yaboisembut sebagai organisasi kepentingan pribadi, karena pembentukannya sepihak dan tidak melalui mekanisme dukungan pimpinan OPM baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, Goliath Tabuni menolak tegas atas pembentukan West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) dan meminta kepada tokoh-tokoh OPM yang aktif di WNPCL seperti Dr. John Otto Ondawamen, Andy Ayamyseba, Rex Rumakiek dan Richard Joweni, agar tidak meneruskan perjuangannya karena ia anggap tidak berguna.

Sedangkan, oleh organisasi sayap OPM lainnya, faksi Goliath Tabuni dianggap sebagai organisasi teroris karena ketika kelompok-kelompok lain menjual “Hak Asasi Manusia” di forum internasional, kelompok Goliath Tabuni malah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia tersebut. Mereka menganggap kegiatan kelompok Goliath Tabuni bersifat kontra produktif terhadap kampanye Papua Merdeka di forum internasional. Sebagai catatan, Goliath Tabuni juga bersebrangan dengan sayap militer OPM lainnya seperti dengan faksi Mathias Wenda dan faksi Okiman Wenda

Tingginambut

Daerah ini merupakan salah satu distrik yang berada di Kabupaten Puncak Jaya. Daerah ini cukup terkenal, gampang menemukannya bila anda bertanya kepada Pace Google, tapi jangan berharap anda akan melihat keindahan atau pembangunan di daerah ini seperti di beberapa daerah lainnya di Papua. Tingginambut terkenal dengan maraknya kontak senjata antara aparat keamanan dengan OPM, karena merupakan pusat pergerakan dari OPM faksi Goliath Tabuni. Masyarakat sipil pun menjadi korban karena wilayahnya menjadi pusat pergerakan faksi Tabuni, seperti yang diberitakan oleh Viva news http://nasional.news.viva.co.id/news/read/444161-mirisnya-kehidupan-warga-di-wilayah-eks-markas-opm-tingginambut-papua.

Sebagai pusat dari pergerakan OPM faksi Goliath Tabuni, wajar bila anggota OPM faksi Goliath Tabuni banyak yang berasal dari Tingginambut. Tetapi sekitar akhir desember tahun lalu, Bupati Puncak Jaya Henock Ibo menyampaikan bahwa ratusan pendukung Goliath Tabuni yang sering bergerilya di wilayah hutan pegunungan di Tingginambut sudah turun gunung dan kembali ke komunitas masyarakat. Alasan mereka “turun gunung” adalah karena mereka merasa arah perjuangan Goliath Tabuni banyak menyengsarakan penduduk Tingginambut yang merupakan keluarga para pejuang itu sendiri.

China

Menarik saya kira bila membaca “senjata buatan China” dalam pemberitaan mengenai kelompok Goliath Tabuni. Dalam membahas hal ini, kita harus melihat bagaimana Bagaimana China Melihat Kawasan Pasifik?

Dalam beberapa decade terakhir, China telah menjelma sebagai Negara Adi Daya yang terus membayangi Amerika Serikat, sebagai Negara Adi Daya China terus berusaha untuk memiliki sumber-sumber ekonomi termasuk di daerah Pasifik Selatan dan Pasifik Barat Daya, dimana AS sudah menancapkan “cakar” ekonominya di daerah tersebut. Tetapi apakah ini hanya sekedar tentang nafsu ekonomi? Dalam pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Barack Obama tahun lalu, ada perkataan Xi Jinping yang menarik, "Sunnylands (Callifornia) dekat Samudra Pasifik, dan China berada di sisi lain dari laut itu". Dari perkataan ini maka jelas, China tidak hanya memandang Pasifik dalam kaca mata ekonomi, akan ada perebutan pengaruh di sana karena kawasan Pasifik merupakan halaman depan China juga AS.

China melihat MSG (Melanesian Spearhead Group) sebagai salah satu pintu masuk menancapkan pengaruhnya di kawasan Pasifik. Dengan pengaruh AS yang masih cukup sangat besar dalam APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik), pengaruh China di MSG akan membantu China menancapkan pengaruhnya di Pasifik untuk menandingi AS. Dalam perkembangannya, China menjalin hubungan intensif dengan beberapa Negara anggota MSG, rangkumannya sebagai berikut :

-China memberikan bantuan lebih dari per tahun US$400,000 dari 2005 hingga 2010 kepada Papua New Guinea, untuk menunjang pembangunan jaringan teknologi informasi dan komunikasi dan membangun transportasi udara dan laut, termasuk pembangunan dermaga.

-Beralihnya Fiji dari Australia-Selandia Baru ke poros China-Russia, ditandai dengan berkunjungnya Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama ke Russia dan China pada http://www.straitstimes.com/breaking-news/world/story/fiji-turns-russia-china-amid-strained-regional-ties-20130519.

-Sekitar September 2010, angkatan laut China melakukan kunjungan ke beberapa Negara kepulauan di ke Pasifik Selatan yaitu Papua New Guinea, Vanuatu, Tonga , New Zealand dan Australia.

-Kemudian yang menonjol adalah pada April 2011 menyebutkan bahwa China yang telah merobah pemberian bantuan hibah ke pinjaman lunak. Hal ini menempatkan Negara-negara di kawasan Pasifik pada posisi yang rentan kepada tekanan-tekanan politik dari China, karena bila tidak mampu membayar pinjaman dalam jangka waktu tertentu maka Negara pemeroleh bantuan akan terikat kepada kepentingan politik China.

Goliath Tabuni – Tingginambut – China

Persoalan di Papua, bila ditelusuri selalu bermuara kepada keberadaan PT Freeport yang merupakan salah satu dari sekian banyak kepentingan AS di kawasan Pasifik. Goliath Tabuni adalah salah satu dari sekian banyak faksi OPM di Papua, yang menggunakan kekuatan bersenjata untuk melaksanakan aksinya yang tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit, terutama untuk pengadaan persenjataan untuk menjalankan aksinya. Ditambah kekuatan yang faksi Goliath Tabuni yang kian berkurang dengan turun gunung pengikutnya yang berasal dari Tingginambut, dana yang besar kian dibutuhkan oleh kelompok Goliath Tabuni untuk menjaga semangat pengikutnya agar tidak turun gunung. Di lain pihak, China sedang berupaya menandingi AS untuk menanamkan pengaruh di wilayah Pasifik Selatan, tekanan terhadap kepentingan-kepentingan AS di kawasan Pasifik akan memudahkan China untuk membesarkan pengaruhnya di kawasan ini.

Jadi, kenapa Faksi Goliath Tabuni menggunakan senjata buatan China?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline