Lihat ke Halaman Asli

Papua Memilih: Mr. Decisive atau Mr. Humble?

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14044607881137222353

Gelaran Pilpres makin dekat. Dalam hitungan jam, rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke akan memilih pemimpinnya. Berbagai visi dan misi sudah didengar, debat antar Capres dan Cawapres sudah dilaksanakan, saling tuding kampanye hitam pun sudah dihembuskan. Prabowo, sang Mr. Decisive yang menawarkan status “Singa Asia” bagi Indonesia plus penambalan “kebocoran-kebocoran” sumber-sumber pemasukan negara atau Jokowi, si Mr. Humble, dengan revolusi mentalnya dan tidak lupa usaha menjaga perbatasan RI dengan drone­-nya juga. Rakyat sudah melihat episode-episode panjang “sinetron” Capres-Cawapres dan tim suksesnya di dua stasiun TV yang “gila-gilaan” mendukung Capres pilihannya dalam beberapa minggu ini. Saatnya rakyat sekarang menilai, siapa yang berhak mendapatkan suaranya.

Jokowi dan Prabowo dengan Topi Khas Papua

(Jokowi : Liputan6.com Prabowo : Tribunnews.com)

Ketika berbicara tentang pilpres orang akan sibuk membicarakan tentang kedua Capres dan Cawapres ini, mulai dari sejarah kepemimpinan mereka, keluarga mereka, sampai teori-teori konspirasi yang berada di sekitar mereka. Tapi bila berbicara tentang pilpres dan Papua, maka pembicaraan akan berada di seputar usaha pemboikotan pilpres atau ancaman “kelompok sipil bersenjata” yang akan mengganggu pelaksanaan pilpres. Ah…pilpres ini kan pesta demokrasi, pesta rakyat, agak kurang pas kayaknya kalau yang dibahas hanya kelompok-kelompok yang memang tidak peduli terhadap Papua. Mari bicarakan Pilpres, mari bicarakan Prabowo dan Jokowi, mari bicarakan si bocor dan si drone…

Prabowo – Hatta Radjasa

14044608271964574035

Pendukung Prabowo-Hatta Asal Papua

(http://www.tribunnews.com/images/editorial/view/1202612/beberapa-pemuda-papua-dukung-prabowo-hatta#.U7ZfWLHy9VQ)

Bangsa Indonesia merindukan pemimpin yang tegas untuk mengembalikan martabat bangsa ini, saya melihat Prabowo sebagai salah satu calon pemimpin yang bisa menjawab kebutuhan akan hal tersebut. Terkait dengan Papua, pada bulan Maret 2014 lalu, Prabowo mengecam prilaku korupsi “berjamaah” oleh birokrat Papua sehingga aliran dana Papua yang sangat berlimpah tidak bisa dirasakan rakyat Papua, hanya dinikmati birokrat Papua yang ironisnya juga merupakan orang asli Papua.

Untuk Hatta Radjasa, saya melihat sebagai salah satu tokoh nasionalis yang punya concern besar terhadap Papua. Salah satu yang saya ingat adalah ancaman Hatta kepada PT Freeport untuk membangun smelter (pabrik pemurnian) di Papua bila tidak, PT Freeport akan diminta menghentikan produksinya. Ancaman ini terkait dengan implementasi UU nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang menarik adalah, meski sudah beroperasi di tanah Papua sejak 1967 silam, PT Freeport mengatakan mustahil bisa memenuhi tuntutan dari UU Nomor 4 Tahun 2009 tersebut. Keuntungan besar dinikmatiFreeport dari hasil menjual bahan mentah, tanpa melalui proses pengolahan di dalam negeri. Padahal, jika melalui proses pengolahan di dalam negeri, akan sedikit memberi keuntungan bagi negara dan rakyat Papua.

Jokowi – Jusuf Kalla

1404461176928880664

Pendukung Jokowi-JK asal Papua

(http://www.merdeka.com/politik/warga-papua-dukung-jokowi-sebab-ingin-tutup-penambangan-freeport.html)

Jokowi, menurut saya sebagai figure “our neighberhood President” adalah seorang pemimpin daerah sukses yang mencoba naik “pangkat” menjadi pemimpin Negara. Sebagai mantan pemimpin daerah, kurang banyak jejak kebijakan politis Jokowi terkait Papua. Pada bulan april 2014 lalu, Jokowi datang ke Papua dan sempat berkata bahwa dia ingin “menyelesaikan Papua dengan hati dan kerja nyata, bukan janji-janji”. Jokowi juga bicara soal pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur.

Yang menarik dari pasangan ini menurut saya adalah hadirnya sosok Jusuf Kalla sebagai pasangan dari Jokowi. Jusuf Kalla seperti yang kita tahu adalah sosok penting di balik beberapa perjanjian perdamaian wilayah-wilayah konflik di Indonesia. Sosok Jusuf Kalla merupakan sosok penting dibalik Perjanjian Helsinki, yang merupakan tonggak dari perdamaian di Aceh. Ia juga menjadi sosok penting di balik perjanjian Malino 1 dan 2 yang menjadi tonggak perdamaian di Maluku dan Poso. Saya sangat tertarik melihat bagaimana Jusuf Kalla akan “juru damai” di tanah kampung halaman saya bila seandainya terpilih nanti.

Mengelukan Jokowi, Masih Menanti Prabowo

Papua tercatat sebagai salah satu daerah dengan tingkat keikutsertaan pemilu yang sangat tinggi ketika Pileg April lalu. Walaupun begitu, 3,2 juta pemilih di Papua bukanlah suara yang banyak, Papua bukanlah lumbung suara seperti halnya daerah-daerah di Pulau Jawa. Tapi saya melihat concern kedua pasangan ini terhadap Papua. Siapa yang tidak terenyuh ketika membaca berita Prabowo yang terkenal tegas itu ternyata memiliki 800 anak asuh di Papua, dan siapa yang tidak menyematkan asa kepada Jokowi ketika ia membeberkan 3 program pro rakyatnya (prioritas rakyat Papua untuk pekerja tambang, transportasi yang bersinergi dan Kartu Pintar) untuk Papua.

Ketika Jokowi datang ke Papua, ia disambut dan begitu dielukan begitu meriah oleh pendukungnya. Mungkin sudah saatnya Prabowo juga menengok Papua, saya yakin, pendukung Prabowo juga tidak sedikit di tanah ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline