Pernah merasakan jatuh cinta? Bagaimana rasanya? Katanya bisa "berjuta rasanya"!
Karenanya muncullah berbagai karya yang dilandasari oleh perasaan cinta, baik dalam bentuk tulisan, lirik dan melodi, seni gambar, patung, serta tak luput pula berbagai karya yang tak terhitung jumlah maupun bentuknya, akibat dari kreativitas manusia yang membuncah dan berlompatan, seakan ikut dalam arus perasaan cinta manusia!
Karena perasaan yang "memporak-porandakan" hati inilah maka muncul sebuah ungkapan bahwa "cinta itu buta", karena cinta bisa datang begitu saja tanpa diundang; cinta tidak mengenal paras maupun ras; cinta tak mengenal tempat maupun waktu, tua atau muda.
Jadi, "Jangan pernah salahkan cinta", katanya lagi. Di titik inilah cinta juga bisa membunuh. Hei, ngeri amat ya?
Sebutlah kisah cinta Romeo dan Juliet, meskipun ini adalah kisah fiksi yang ditulis oleh pujangga Inggris, Shakespeare, yang sangat terkenal dan melegenda itu, yakni cinta yang berakhir tragis dengan bunuh diri sebagai jalan keluar dari "cinta yang tak sampai".
Romeo dan Juliet bahkan sering dijadikan sebagai kisah perjalanan cinta sejati anak manusia. Cerita cinta ini benar-benar sangat berpengaruh di dunia.
Ada lagi. Masih ingatkah cerita tentang Layla dan Majnun? Dalam salah satu versinya, kisah cinta ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Qays yang mencintai seorang gadis cantik bernama Layla.
Karena cintanya yang sangat mendalam, ia membuatkan puisi dan selalu memuja Layla di manapun ia berada, pun di tempat-tempat di mana Layla berada.
Saking tergila-gilanya, orang-orang menjuluki Qays dengan sebutan "Majnun", yang artinya gila atau kerasukan.
Dikisahkan Qays lalu mencoba melamar Layla tetapi lamarannya ditolak oleh ayah Layla karena perbedaan status sosial, dimana orangtua Layla adalah berasal dari keluarga yang kaya.