Kita pasti mengenal sebuah kalimat bijaksana yang bunyinya, "Buku adalah teman duduk paling setia". Atau yang lain, "Buku adalah jendela dunia". Maka saya sendiri bisa memastikan betul bahwa ungkapan-ungkapan di atas sangat benar adanya.
Sudah banyak tulisan saya yang bertema tentang buku atau tentang "The Importance of Reading Series" yang saya tulis di blog Kompasiana ini.
Ya, saya adalah penggemar berat buku. Buku-buku yang biasa saya beli dan kumpulkan dulu biasanya masih berbentuk tradisional "paper" meskipun Zaman NOW bentuk buku sudah sangat variatif dan berkembang, mulai dari e-books atau pun juga dalam bentuk audio books dan lainnya.
Nah, entah dari mana persisnya awal mula saya mulai mencintai buku dan aktivitas membaca ini, namun seingat saya, ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya menemukan rasa asyik yang tiada tara ketika sedang membaca buku.
Saya paling suka dengan buku serial petualangan anak "Lima Sekawan" di masa saya kecil. Kemudian beranjak dewasa, seingat saya ketika masih berkuliah di kota Yogyakarta, selain buku-buku bertema umum atau cerita fiksi, saya juga gemar membaca tulisan-tulisan di bidang agama, ilmu sosial, bahasa, dan humaniora.
Tak bisa saya gambarkan, sebenarnya saya menyukai banyak tema dan bidang untuk saya baca bahkan untuk sekedar melihat-lihat majalah rancangan arsitektur rumah dan halamannya.
Mengingat hari ini ini adalah hari istimewa yang bertepatan dengan Hari Buku Sedunia, saya ingin membagikan beberapa kenangan yang masih menempel di memori tentang "pertemanan" saya dengan buku yang bisa dikatakan sebagai kenangan unik saya ketika berinteraksi dengan buku, atau kalau tidak bisa dikatakan sebagai kenangan "gila" bersama buku, hehe...
Saya terbiasa membawa buku-buku ke tempat tidur untuk saya baca. Jadinya, saya kerap tidur bersama buku-buku di samping saya, yang bertumpuk memenuhi setengah tempat tidur. Jadi sudah seperti "life partner" aja deh.
Lalu ketika masih berkuliah di kota Yogyakarta, saya ketagihan membeli buku. Selain harga buku-buku begitu murah, ada harga diskon istimewa pula untuk para mahasiswa. Jadilah uang bulanan untuk jatah makan sehari-hari dan kebutuhan lainnya hampir pasti akan saya belikan buku.
Sisa uang yang tinggal seberapa saja saya siasati dengan membeli makan dengan menu sesederhana mungkin. Parahnya, saya sangat menyukai menu masakan di Rumah Makan Padang depan rumah kos.