Salah Satu Dimensi dari Seorang Pria Magnet Wanita atau WOMEN MAGNET Man adalah Masculine, selain Abundance, dan Novelty, yang semuanya tergabung dalam istilah M-A-N Dimensions. Hal ini telah dibahas pada Artikel Sebelumnya.
Masculine adalah Dimensi Pertama dan Terutama yang harus dimiliki Seorang WOMEN MAGNET. Dengan Mendemonstrasikan Kesan Pertama yang Masculine, Seorang Pria dapat Memicu Ketertarikan Wanita yang berinteraksi dan bertemu pertama kali dengannya. Karena memang sudah jadi Hukum Alam dan Kodratnya, Sifat Masculine Pria yang Ber-Polarisasi dengan Sifat Feminine Wanita, akan Saling Tarik-Menarik.
Waktu Sekolah dulu, Kita belajar bahwa Kutub Magnet Utara dan Selatan yang Berbeda akan Saling Tarik-Menarik, sementara Kutub Magnet yang Sama akan Saling Tolak-Menolak. Dalam Konsep Filsafat Taoisme China Kuno, dikenal Unsur Yin dan Yang.
Unsur Yin dan Yang dalam Taoisme dan Kutub Magnet Utara dan Selatan adalah Contoh Dua Karakter Berbeda namun Saling Melengkapi dan Saling Menyempurnakan dan Menciptakan Harmoni di Alam Semesta. Konsep ini disebut Polaritas.
Pria Masculine memiliki Peran: Leader (Pemimpin), Protector (Pelindung), dan Provider (Penyedia), sementara Wanita Feminine memiliki Peran: Follower (Pengikut), Cultivator (Pemelihara), dan Nurturer (Pengasuh). Itulah Polaritas antara Masculine dan Feminine, baik pada Species Manusia, dan juga pada Hampir Semua Spesies Mamalia lainnya.
Konsep Alpha-Male
Bila Anda pernah Nonton Animal Planet atau Dokumenter Sejenis tentang Kehidupan Aneka Satwa di Alam Bebas Liar yang jauh dari Peradaban Postmodern Urban dimana Kita Hidup Saat Ini, Anda tentu dapat melihat Cukup Banyak Contoh Action (Tindakan) maupun Attitude (Sikap) yang Mendemonstrasikan Dimensi Karakter Masculine dari Para Jantan dari Aneka Satwa tersebut dalam berinteraksi dengan Para Betinanya
Contoh: Mendekati dan Memikat Betina, Bersaing dengan Jantan lain Memperebutkan Betina Saat Musim Kawin, Bertarung Lawan Musuh yang Menyerang Sarang Tempat Tinggal Mereka, Selalu Mengawal dan Melindungi Si Betina Seumur Hidupnya, dsb.
Sering, Saat Melakukan Action (Tindakan) dan Attitude (Sikap) Masculine tersebut, Si Jantan Harus Tanggung Ribuan Derita dan Jutaan Sengsara hingga Tinggalkan Banyak Bekas Luka pada Tubuh, bahkan Cacat Tetap, dan Kematian bagi Para Jantan tesebut.
Inilah Asal Konsep Alpha-Male. Konsep Alpha-Male adalah Konsep yang Lebih Purba, Barbar, Hewani, Primitif, dan Kasar untuk Konsep Masculine bagi Manusia. Pada Masa Manusia Kera Purba, Saat Manusia masih belum Sepenuhnya Manusia dan masih Setengah Hewan, Saat itu Manusia Harus Survive dengan Budaya Berburu Meramu Secara Nomaden atau Berpindah-pindah Tempat Tinggal dari Gua ke Gua.
Saat itu, Otot Lebih Berperan Dibandingkan Otak. Para Manusia Kera Purba Jantan yang Lebih Unggul dan Lebih Tangguh, yang memiliki Otot yang Lebih Kuat dan Nyali yang Lebih Besar, akan Lebih Easy (Mudah) dan Lebih Smooth (Mulus) dalam Memikat dan Mendapatkan Para Betina untuk Pair-Bonding (Berpasangan).
Saat itu, Mereka: Para Alpha-Male adalam padanan Bahasa Indonesianya: Pejantan-Tangguh, adalah Para WOMEN MAGNET Man atau Pria Magnet Wanita yang Menjadi Rebutan dan Dikejar-Kejar Para Wanita pada Zamannya: Zaman Manusia Kera Purba.