Lihat ke Halaman Asli

Laras Maharani

Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.

Rusia Klaim Paksa 4 Wilayah Ukraina Saat Kyiv Mengajukan Keanggotaan NATO

Diperbarui: 3 Oktober 2022   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada hari Jumat, 30 September 2022, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan pengakuan terhadap empat wilayah Ukraina setelah menyatakan hasil referendum palsu di beberapa bagian wilayah Ukraina yang diduduki. Putin menyebutkan klaim terhadap empat wilayah Ukraina yang bergabung dengan Rusia itu didasarkan oleh adanya pemungutan suara yang ia sebut dengan “the will of millions of people” atau "kehendak dari jutaan orang", dimana menurut Putin, mereka memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri.

Presiden Rusia mengklaim adanya empat wilayah baru tersebut didalam pidatonya yang disiarkan di televisi dari Kremlin, Moscow. “Mereka telah membuat pilihan untuk bersama orang-orang mereka, tanah air mereka, untuk hidup dengan nasibnya, dan untuk menang dengannya. Kebenaran ada di pihak kita. Rusia bersama kita! Orang-orang yang tinggal di Luhansk, Donetsk, wilayah Kherson, dan wilayah Zaporizhzhia menjadi warga negara kami selamanya” sebut Putin, dihadapan ratusan pejabat yang kemudian dilanjutkan dengan pesta perayaan perampasan empat wilayah tanah tersebut di Red Square, Moscow, bersamaan dengan penandatanganan dokumen pengeklaiman empat wilayah Ukraina tersebut.

Selain itu, dalam pidatonya, Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia akan mempertahakankan tanah miliknya dengan segenap kekuatan dan segala cara. Ia juga menyerukan Ukraina untuk segera mengakhiri perang dan kembali ke meja perundingan.

Dilansir dari cnbc.com, wilayah yang direbut oleh Rusia lebih dari tujuh bulan dalam perang Kremlin terdiri dari dua "republik" pro-Rusia di Luhansk dan Donetsk di timur, di Kherson, serta Zaporizhzhia di selatan. Diperkirakan membentuk sekitar 18% dari tanah Ukraina, meskipun detail batas yang tepat tidak segera dijelaskan, dimana hal itu termasuk perebutan wilayah terbesar di Eropa setelah Perang Dunia II.

Pengumuman Vladimir Putin mengenai klaim empat wilayah Ukraina tentunya mendapat tanggapan cepat dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Merespon pengeklaiman empat wilayah Ukraina oleh Rusia tersebut, Presiden Volodymyr Zelensky mempercepat tawarannya untuk bergabung dengan keanggotaan NATO. Selain itu, menurut pemerintahan Ukraina dan Barat, pemungutan suara atau referendum yang dilakukan oleh Vladimir Putin tidak sah karena dilakukan dibawah todongan senjata, serta dianggap telah melanggar hukum internasional. Sehingga, tidak heran apabila mayoritas orang memilih untuk bergabung dengan Rusia.

Bahkan, Washington telah mengumumkan sanksi baru dan Uni Eropa mengatakan tidak akan pernah mengakui pengeklaiman atau pemungutan suara yang dilakukan Rusia yang dinilai mendahuluinya. Pihak Amerika Serikat dan PBB juga menyebutkan bahwa mengeklaiman empat wilayah Ukraina oleh Rusia tidak akan memiliki nilai hukum.

Pada penghujung pidato pengeklaiman wilayah Rusia, Putin justru menggunakannya untuk mengkritik Bangsa Barat dan Amerika Serikat mengenai tidakan mereka yang dilakukan saat itu dan di masa lalu. Ia mengatakan bahwa Bangsa Barat serta Amerika hanyalah "setanisme belaka" dimana mereka tersesat ke dalam perang budaya, menuduhnya berpaling dari nilai-nilai tradisional dan religius, serta norma-norma moral.

Vladimir Putin mengungkapkan bahwa Barat sedang mencoba untuk melemahkan Rusia. “Barat mencari peluang baru untuk menyerang kita dan mereka selalu bermimpi tentang memecah negara kita menjadi negara-negara kecil yang akan berperang satu sama lain,” katanya, selagi menambahkan bahwa Barat ingin Rusia menjadi “koloninya”. “Mereka tidak ingin melihat kita sebagai masyarakat yang bebas. Mereka ingin melihat kita sebagai sekumpulan budak. Mereka tidak membutuhkan Rusia, kami membutuhkan Rusia,” tambah Putin disambut tepuk tangan dari ratusan orang yang berkumpul di Kremlin.

Uni Eropa segera menyalahkan pengeklaiman Putin tersebut. Brussels juga menyerukan pembatasan yang lebih ketat untuk mengeluarkan visa kunjungan singkat ke Rusia sebagai tanggapan atas eskalasi perang dan mobilisasi pasukan Kremlin. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan tindakan Putin telah berkontribusi pada "eskalasi paling serius sejak dimulainya perang".

Namun, kenyataannya, bersamaan dengan perayaan klaim wilayah oleh Rusia, Kremlin justru sedang menghadapi kekalahan medan perang lainnya dalam beberapa minggu. Bahkan, pidatonya dilakukan pada hari yang sama dengan serangan terhadap konvoi kemanusiaan yang telah menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai 50 lainnya dalam serangan rudal Rusia terhadap konvoi kemanusiaan di kota tenggara Zaporizhzhia. Mereka yang berada dalam konvoi tersebut sedang menuju ke wilayah yang diduduki Rusia untuk menjemput kerabat mereka, kata gubernur kota. Moskow telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan serangan itu dilakukan oleh Ukraina.

Sementara itu, salah satu sekutu utama Rusia, di Lyman di Ukraina timur, utara Donbas, telah dikepung, menandai potensi kekalahan besar bagi Moskow. Kepala pemerintahan separatis yang mendukung Rusia di wilayah Donetsk Ukraina timur, Denis Pushilin, yang juga menghadiri acara di Kremlin pada hari Jumat, mengatakan bahwa kubu Rusia di Lyman, di utara wilayah itu, "setengah dikepung" oleh tentara Ukraina dan berita tersebut dinilai "mengkhawatirkan". Analis Rusia dan Barat juga melaporkan pengepungan Ukraina di kota Lyman dapat membuka jalan bagi Ukraina untuk masuk ke dalam salah satu wilayah yang diklaim oleh Rusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline