Lihat ke Halaman Asli

Berburu Kesejukan di Curug Silawe

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Naskah dan Foto Wahyu Jati Kusuma

Curug Silawe-Air terjun yang deras dengan suasana lingkungan yang masih alami membuat mata betah berlama-lama menikmati pemandangan indah tersebut. Nama Curug Silawe sebenarnya sudah tidak asing bagi saya. Saat perjalanan dari Purworejo menuju Magelang atau sebaliknya saya kerap membaca tulisan Curug Silawe di papan penunjuk arah. Tapi saya sendiri belum pernah sekalipun menjejakkan kaki di Curug Silawe. Ajakan kawan lama yang mengajak untuk mencari udara segar di daerah lereng pegunungan membuat saya menerima tawaran untuk mengunjungi Curug Silawe. Akhirnya pada hari Rabu (19/3) siang sekitar pukul 11.00 WIB saya, Farid dan Fuad pun meluncur ke Curug Silawe. Setelah berjalan sekitar setengah jam menyusuri jalan raya Purworejo Magelang, akhirnya kami sampai di pertigaan Krasak. Dari pertigaan tersebut kami ambil arah ke kiri menuju ke Kaliangkrik.

Beberapa anak kecil tampak menikmati keindahan Curug Silawe dari dekat. Dari papan penunjuk arah tertulis jarak ke Curug Silawe sejauh 15 Km. Kondisi jalan yang mulus membuat perjalanan terasa nyaman. Apalagi sepanjang kanan kiri perjalanan pemandangan hijau khas suasana perbukitan memanjakan mata saya. Rasanya tak bosan untuk menelusuri jalanan tersebut. Jika cuaca sedang cerah anda pun bisa melihat Gunung Sumbing dengan jelas. Di tengah perjalanan kami pun berhenti di sebuah minimarket di kawasan Pasar Ringin Sari untuk membeli air minum dan camilan. Tak lupa kami pun bertanya kepada kasir minimarket arah ke Curug Silawe. Dari penuturan sang kasir kami disarankan untuk memotong kompas melewati Pasar Ringin Sari agar lebih cepat. Kami pun mengikuti saran dari sang kasir. Kami pun kemudian mengarahkan kendaraan kami sesuai instruksi dari sang kasir. Jalan yang dipilihkan sang kasir ternyata adalah jalan perkampungan.  Kami pun sempat bingung di tengah perjalanan karena tak ada papan penunjuk arah. Kami kemudian bertanya ke penduduk sekitar yang kami temui dipinggir jalan. Setelah bertanya ke sana kemari dan melalui jalanan yang naik turun dan berkelok-kelok, kami pun akhirnya sedikit tersesat. Apalagi setelah kami sampai di sebuah pertigaan yang menerangkan arah ke Wonosobo hanya berjarak 20 km. "Kayaknya kita tersesat pren, ayo tanya orang pren," kata Farid yang sejak awal memegang kemudi. Kami pun akhirnya bertanya kembali ke beberapa orang hingga akhirnya kami mendapat petunjuk ke arah curug yang kami tuju. "Masnya lurus aja terus, nanti masnya bakal ketemu pengkolan dan turunan. Nah pas di pengkolan itu di sebelah kanan jalan ada bangunan Konco Tani, dan disebelahnya pas ada jalan kericak. Masnya ikuti aja jalan itu terus nanti akan sampai ke curug," urai seorang penjaga konter pulsa menjelaskan kepada saya. Kami pun berputar arah dan mengikuti petunjuk baru itu. Namun nampaknya rute jalan yang diinformasikan ke kami merupakan jalan yang jarang dilalui oleh wisatawan. Jalanan berbatu dengan beberapa turunan tajam mau tidak mau harus kita lewati. "Wah off road kita pren," kata saya kepada Farid. Jalanan yang hanya cukup untuk satu mobil itupun mengharuskan keterampilan dari sang pengemudi. Setelah melewati jalanan yang kurang bersahabat bagi kami, akhirnya kami sampai di loket Curug Silawe. Secara administrasi Curug Silawe berada di Dusun Kopeng Kulon, Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sebelum memasuki kawasan curug, kami pun membayar tiket masuk sebesar Rp. 4.000 per orang.

Kondisi anak tangga yang kurang terawat menjadi pemandangan saat anda menuruni anak tangga menuju ke Curug Silawe. Dari pintu masuk, kita tidak perlu berjalan terlalu jauh untuk menuju ke air terjun. Kita cukup berjalan sekitar 200an meter menuruni anak tangga dan sampailah kita di Curug Silawe. Curug dengan ketinggian sekitar 50 m itu pun langsung memanjakan mata saya. Air yang cukup deras membuat hempasan airnya bisa mengenai siapa saja yang berdiri tak jauh dari curug.  Di bawah curug terdapat kolam yang tak terlalu dalam. Cocok untuk bermain air dan berendam merasakan dinginnya air khas pegunungan. Namun karena kami tidak membawa pakaian ganti kami pun urung bermain air.

Fuad dan Farid berfoto bersama anak-anak sekitar dengan latar Curug Silawe. Tak jauh dari curug pertama atau Curug Silawe, kita bisa menikmati Curug Gong yang berjarak sekitar 150 m dari Curug Silawe.

Farid dan Fuad berfoto dengan latar Curug Sigong. Namun sayangnya, fasilitas untuk bersantai ataupun sekedar duduk-duduk santai sangat terbatas. Saya hanya menjumpai satu gasebo di dekat curug gong, itupun tidak dilengkapi dengan tempat duduk sehingga kita tidak bisa duduk santai menikmati suara air terjun. Kondisi gasebo yang hanya satu-satunya itupun dihiasi dengan coretan-coretan dari para pengunjung yang tidak bertanggung jawab.(Wahyu Jati Kusuma) Catatan : - Curug Silawe berjarak sekitar 40 km dari kota Magelang. - Untuk menuju Curug Silawe sebaiknya Anda membawa kendaraan sendiri, karena tidak ada angkutan umum yang menuju ke sana. - Pastikan kendaraan Anda dalam kondisi fit, karena tanjakan dan jalanan berbatu akan menjadi rute wajib yang harus Anda lewati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline