Lihat ke Halaman Asli

Hujan (Rindu)

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang ini jakarta sedang hujan. Entah kenapa saya suka sekali melihat hujan dari balik jendela. Adem ayem tenterem gitu rasanya. Apalagi kalau lagi di rumah. Wew,,, ngeliat hujan sekalian ngeliat bunga-bunga di taman dari balik jendela,, rasanya PW banget.

Hujan, kata ahli, mempunyai unsur musik yang hanya bisa didengar oleh mereka yang sedang mengalami masa-masa kerinduan. Titik hujan di setiap sudut bumi ini menghasilkan nada-nada yang mampu merangsang otak untuk mengingat memori-memori sampai ke ujung yang dalam. Dia mampu merangkai berbagai kejadian-kejadian penting nan indah, yang mampu membawa si empunya otak ke waktu kejadian. Membuat si empunya otak merasa ingin kembali ke masa-masa itu.

Hujan memang sangat misterius. Saat hujan gedhe,, orang-orang pada was-was takut banjir. Saat hujannya sedang-sedang, orang-orang juga mengutukinya. Saat mendung, orang berdoa agar tetap mendung saja, biar nggak panas dan nggak kebasahan. Saat Matahari terang benderang,,, orang-orang berharap agar turun hujan biar adem. Hm,,, serba salah juga ya,, jadi hujan.

Saya sendiri lebih suka jalan-jalan saat hujannya turun kecil-kecil dan lembut. Jalanan agak basah, langit agak gelap, trus udara udah jadi dingin. Rasanya menenteramkan, sejuk, dan menggairahkan.

U wont see the sunshine if u dont love the rainSekarang ini jakarta sedang hujan. Entah kenapa saya suka sekali melihat hujan dari balik jendela. Adem ayem tenterem gitu rasanya. Apalagi kalau lagi di rumah. Wew,,, ngeliat hujan sekalian ngeliat bunga-bunga di taman dari balik jendela,, rasanya PW banget.

Hujan, kata ahli, mempunyai unsur musik yang hanya bisa didengar oleh mereka yang sedang mengalami masa-masa kerinduan. Titik hujan di setiap sudut bumi ini menghasilkan nada-nada yang mampu merangsang otak untuk mengingat memori-memori sampai ke ujung yang dalam. Dia mampu merangkai berbagai kejadian-kejadian penting nan indah, yang mampu membawa si empunya otak ke waktu kejadian. Membuat si empunya otak merasa ingin kembali ke masa-masa itu.

Hujan memang sangat misterius. Saat hujan gedhe,, orang-orang pada was-was takut banjir. Saat hujannya sedang-sedang, orang-orang juga mengutukinya. Saat mendung, orang berdoa agar tetap mendung saja, biar nggak panas dan nggak kebasahan. Saat Matahari terang benderang,,, orang-orang berharap agar turun hujan biar adem. Hm,,, serba salah juga ya,, jadi hujan.

Saya sendiri lebih suka jalan-jalan saat hujannya turun kecil-kecil dan lembut. Jalanan agak basah, langit agak gelap, trus udara udah jadi dingin. Rasanya menenteramkan, sejuk, dan menggairahkan.

U wont see the sunshine if u dont love the rain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline