Beberapa waktu lalu, saat ngopi di sebuah kedai, secara tidak sengaja menyaksikan permainan tebak kata. Permainan ini dilakukan oleh 2 orang, taruhlah si A dan si B. Ada sebuah layar kecil yang dipasang di atas kepala untuk menampilkan kata yang harus ditebak. Misalnya, alat itu ditaruh di atas kepala si A, maka si A harus menebak kata itu dengan mengajukan pertanyaan kepada si B. Si B, hanya boleh menjawab, iya, tidak, dan bisa jadi.
Sebenarnya permainan ini sangat sederhana, bahkan lebih sederhana dari Teka-Teki Silang. Karena sebelum permainan dimulai, sudah diberik clue kategori, misalnya hewan, dan lebih sempit lagi, mamalia. Sampai di sini, permainan ini bisa dikategorikan sebagai mind map.
Kesulitan yang mungkin muncul adalah keterbatasan perbendaraan kata, sama persis dengan TTS. Untuk menyiasatinya, bisa dilakukan, misalnya, saat permainan dimulai si A yg menebak kata cukup bilang pas, kemudian ketika si B yang giliran menebak berikutnya, langsung menyebutkan kata yang muncul di layar kaca. kemudian si B bilang pas. lalu, si A yang giliran menebak, menyebutkan kata yang terpampang sebelumnya.
Dengan cara ini, maka kedua orang yang bermain si A dan si B, akan dengan segera mengetahui kata-kata yang akan muncul berikutnya. Ini keuntungan pertama untuk menyiasati keterbatasan perbendaharaan kata. Keuntungasn kedua, kalau kata yang ditabak kembali ke kata semula, maka akan mudah ditebak. Kalau strategi ini dilakukan dengan cepat, maka waktu yang 1-2 menit sangat cukup untuk menebak 5 kata yang harus ditebak sesuai kategori yang disodorkan.
Sederhana bukan.. Tulisan ni hanya iseng, semoga bermanfaat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H