Lihat ke Halaman Asli

Wiwit Sawalas

Author I Content Writer Specialist I SEO Content Writer I Digital Writer I Blogger

JOMO: Mencintai Diri Sendiri

Diperbarui: 20 Januari 2024   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://unsplash.com/

Sebagian orang merasa tidak puas dan gelisah di malam hari meski telah menyelesaikan banyak hal seharian penuh atau ekstrimnya dalam satu tahun atau bahkan bertahun-tahun merasa stuck dengan hari-hari yang berlalu begitu saja tanpa benar-benar menikmati setiap momen yang telah dilewati. Perasaan ini salah satu efek dari FOMO (Fear of missing out) atau perasaan takut ketinggalan dengan yang dilakukan oleh orang lain. FOMO bisa terhadap tren, kegiatan, atau sebuah pertemuan singkat. Seseorang yang FOMO akan ketakutan jika dirinya tidak hadir dalam sebuah pertemuan ia akan ketinggalan informasi dan akan tertinggal dari teman-temannya. Orang-orang yang fomo punya kebiasaan selalu mengecek sosial media yang dimilikinya, seakan-akan tanpa mengecek sosial media membuat ia menjadi tertinggal dan tersingkirkan dari dunia sosial.

Berbeda dengan FOMO, terdapat istilah yang disebut JOMO (Joy Of Missing Out)? JOMO (Joy of missing out) atau perasaan gembira dan tidak takut ketinggalan apapun yang orang lain lakukan. JOMO dapat membuat seseorang memusatkan hidupnya pada hal yang benar-benar penting sesuai dengan tujuan hidup yang ingin dicapai.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memulai menjalani hidup dengan JOMO adalah dengan membuat skala prioritas dalam hidup, memilah mana yang benar-benar penting dan mana yang tidak penting kemudian disingkirkan dari daftar yang harus menjadi fokus. Kemudian perlahan membuat perubahan kebiasaan dalam aktivitas harian, seperti mengurangi mengecek media sosial jika tak ada keperluan yang mendesak, berani berkata tidak apabila ajakan teman tidak benar-benar ingin dihadiri, dsb. Terakhir belajar hidup dimasa sekarang, yaitu menikmati setiap momen yang dimiliki dengan hadir penuh dalam momen tersebut tanpa memikirkan hal lain diluar momen yang sedang dijalani, misalnya apabila seseorang sedang liburan dengan keluarga maka tak perlu memikirkan hal lain diluar itu seperti pekerjaan, liburan orang lain yang lebih mahal, dan hal semacam itu.

Memulai menjalani hidup JOMO memang tidaklah mudah, sama halnya dengan mengubah habit yang sudah menjadi bagian diri dalam waktu lama. Tidak mudah bukan berarti tidak bisa bukan? Hidup adalah pilihan. Pilihan bagi seseorang pula untuk memilih menjalani hidup bahagia dengan JOMO, hidup dengan kesadaran diri yang utuh bagi individu untuk menjadi dirinya sendiri tanpa takut dengan pendapat orang lain.

Menjadi JOMO = mencintai diri sendiri? Tentu saja, JOMO menjadi hal yang harus dimiliki seseorang jika ingin mulai mencintai diri sendiri. Sebab, JOMO memberi ruang untuk diri sendiri bagi individu yang menjalaninya dengan menikmati momen dalam hidupnya tanpa rasa bersalah.

Bagaimana? Siap menjadi JOMO?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline