Lihat ke Halaman Asli

Wiwin Winarty

Mahasiswa

Menuju Indonesia Emas 2045, Transpormasi di Bawah Prabowo-Gibran

Diperbarui: 5 November 2024   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia Emas 2045 adalah visi jangka panjang bangsa Indonesia yang tujuannya adalah menjadikan Indonesia sebagai negara maju, sejahtera, dan berdaya saing tinggi pada tahun 2045, yang juga menandai 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Konsep ini mencakup berbagai aspek pembangunan, mulai dari ekonomi, sosial, hingga politik. Target utamanya adalah meningkatkan pendapatan per kapita hingga setara dengan negara-negara maju, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, serta meningkatkan daya saing sumber daya manusia.

Dalam pemilu terbaru, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029. Mereka memperoleh dukungan suara yang signifikan, sebanyak 96.214.691 suara, menandai awal baru dalam kepemimpinan Indonesia.

 Kolaborasi antara pengalaman luas Prabowo dan semangat muda Gibran diharapkan akan membawa angin segar dalam upaya mencapai Indonesia Emas 2045. Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai konsep Indonesia Emas 2045 serta strategi yang akan dijalankan oleh Prabowo-Gibran untuk mewujudkan visi besar ini.

Prabowo Subianto, kelahiran 17 Oktober 1951, memiliki latar belakang militer yang kuat dan pengalaman politik yang matang. Ia pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus dan Panglima Kostrad, serta kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Perjalanan panjangnya dalam bidang pertahanan dan keamanan nasional telah menjadikan Prabowo sebagai salah satu sosok yang berpengaruh dalam pemerintah Indonesia.

Di sisi lain, Gibran Rakabuming Raka, lahir pada 1 Oktober 1987, adalah putra sulung Presiden Joko Widodo. Dengan pendidikan internasional dan pengalaman sebagai pengusaha muda, Gibran membawa perspektif baru yang sesuai dengan dinamika global masa kini. Kombinasi ini diharapkan mampu menciptakan sinergi antara kebijakan strategis Prabowo yang matang dengan ide-ide kreatif Gibran yang dapat menarik generasi muda. 

Sinergi ini sangat penting dalam menghadapi tantangan global dan menggerakkan generasi milenial dan Gen Z untuk turut berperan dalam pembangunan nasional.

Visi Prabowo-Gibran untuk Indonesia Emas 2045 mencakup pembangunan yang maju, mandiri, dan inklusif, dengan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama. Untuk mencapai visi ini, mereka merumuskan "Asta Cita" yang berisi delapan poin utama: penguatan ideologi Pancasila, swasembada pangan dan energi, penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan sumber daya manusia, hilirisasi industri, pembangunan desa, reformasi birokrasi, dan toleransi beragama.

Kedelapan poin dalam Asta Cita ini dirancang untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat, sejahtera, dan berdaya saing tinggi. Pencapaian Asta Cita ini diharapkan mampu menjadi pondasi bagi Indonesia agar dapat menghadapi berbagai tantangan di masa depan dan menjadikannya sebagai negara maju pada tahun 2045.

Salah satu strategi utama Prabowo-Gibran dalam mencapai Indonesia Emas 2045 adalah memperkuat sektor ekonomi melalui kewirausahaan dan industri kreatif. Sektor ini dinilai sangat potensial dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas, khususnya melalui ekonomi digital. Dengan mendorong kewirausahaan, diharapkan ketimpangan ekonomi dapat dikurangi, sementara potensi lokal dapat dimaksimalkan.

Mereka juga melanjutkan upaya pembangunan infrastruktur yang telah dirintis pada periode sebelumnya. Infrastruktur yang baik, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan, akan memudahkan arus barang dan jasa. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat dipercepat, dan akses masyarakat ke berbagai layanan publik menjadi lebih mudah.

Selain sektor ekonomi, Prabowo-Gibran menekankan pentingnya pembangunan desa dalam program kerja mereka. Desa-desa di Indonesia memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan, namun sering kali terkendala oleh keterbatasan infrastruktur dan akses ke layanan dasar. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur di desa, seperti jalan, fasilitas kesehatan, dan pendidikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline