Lihat ke Halaman Asli

Wiwin

simple

Kaidah Pantun

Diperbarui: 15 Desember 2023   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kbmn30

Pertemuan Ke 13

Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Ke-30

Senin, 13 November  2023

Baju  bersulam berbahan  katun,

Sandingkan dengan kain kebaya

Senin malam kita berpantun,

Lestarikan budaya Indonesia

Kita patutlah  berbangga mengikuti forum kegiatan di KBMN banyak memberikan satu pemahaman dan pengatahuan untuk kita. Subsidi pengetahuan dari materi ini, pantun telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda secara nasional sejak pada tahun 2014. Menyusul pada tanggal 17 Desember 2020 pantun ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada sesi ke 15 intergovernmental comitte for the safeguarding of the intangible cultural heritage. Awal yang memberikan pemahaman

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata "Pan" yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata "Tun" yang merujuk pada sifat santun. Kata "Tun" dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019). Uraian tersebut menjelaskan tentang pantun itu termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar 2020)

Bagaimana kita harus memahami bahwa pantun itu sebagai alat pemelihara Bahasa.  Pantun juga berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline