Ah! kaudatang tepat pada saat azan berkumandang.
Jangan kautanya kemana keramahanku,
saat kaudapati tiada senyum tersungging di bibirku.
Tentu saja kecewa meruap-ruap; air mata menggenang.
Sungguh kau adalah tamu yang tak dirindukan.
Penantianku pada hari pertama ramadhan tumbang berserakan.
Maaf bukan mengutuk kehadiranmu pun tak menerima kodratku.
Hanya saja ... lihatlah! dengan kehadiranmu ramadhanku hampa,
kelima waktuku tak berona, sepertiga malamku tiada bernyawa.
Cililin,