Setelah sekian lama menjalani aktivitas bekerja, pada akhirnya seseorang mungkin akan bertemu dengan masa "istirahat" atau yang sering kita sebut dengan pensiun.
Di masa ini, seseorang sudah dianggap tidak lagi masuk pada umur produktif. Usia yang ditetapkan untuk pensiun berbeda-beda. Namun, sesuai dengan Peraturan Pemerintah terkait pensiun, umur yang ditetapkan adalah 57 tahun.
Tidak menutup kemungkinan, beberapa jenis pekerjaan menetapkan umur pensiun lebih cepat atau lebih lamban dari itu.
Bicara mengenai pensiun, berarti kita berbicara mengenai tahap kehidupan. Nah, dalam memasuki masa pensiun ini, Anda perlu mengetahui bahwa ada beberapa tahap yang mungkin dilalui.
Post-power syndrom, atau sindrom pasca-pensiun adalah hal yang sering dialami. Ini adalah masa saat seseorang merasa kehilangan power alias kekuatannya saat masa pensiun.
Lalu, tahap apa saja yang mungkin Anda lewati? Apa saya yang perlu disiapkan?
Tahap 1: Pra-Pensiun
Tahap pertama ini adalah masa-masa sebelum memasuki waktunya pensiun. Masa ini biasanya dimasuki 10 atau 5 tahun sebelum memasuki masa pensiun.
Ada dua hal penting yang harus dilakukan di masa ini. Apa saja?
Pertama, financial planning. Perkecillah (downsizing) pengeluaran saat masa pensiun tidak boleh sama dengan pengeluaran di masa produktif. Tentu saja, alasannya karena pendapatan sudah berkurang. Di masa ini Anda harus mengatur ulang gaya hidup dan tutup atau perkecil "keran pengeluaran" Anda.
Kedua, emotional planning. Tidak hanya keuangan yang perlu diperhatikan, Anda perlu mempersiapkan mental untuk menghadapi masa pensiun. Mulailah bertransisi dan mengerjakan hal-hal yang menyenangkan, yang nantinya akan dilakukan saat masa pensiun.
Dua poin ini sangat penting untuk diperhatikan, jika tidak justru pada masa ini Anda akan merasakan anxiety alias cemas akibat tidak siap menghadapi masa pensiun.