Beberapa hari terakhir menjelang akhir tahun pelajaran sekolah viral pemberitaan tentang tabungan siswa yang macet di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Nominalnya cukup fantastis mencapai lebih dari Rp. 7 miliar.
Kasus tersebut kemudian sampai memaksa Bupati Pangandaran turun tangan. Termasuk pula pihak kepolisian Pangandaran.
Kasus macetnya uang tabungan siswa di akhir tahun pelajaran sesungguhnya sebuah masalah klasik. Kasus tersebut terus ada dan terjadi dari tahun ke tahun sejak zaman "dahulu kala". Tidak hanya terjadi di Pangandaran tapi juga di banyak daerah lainnya.
Di kalangan para guru bahkan sampai muncul peribahasa "nikmat membawa sengsara" (plesetan atau kebalikan dari sengsara membawa nikmat). Maksudnya ketika meminjam atau menggunakan uang tabungan siswa terasa nikmat. Tapi di akhir tahun pelajaran ketika harus mengembalikan membuat sengsara dan menderita.
Penggunaan uang tabungan siswa oleh guru sesungguhnya tidak masalah asalkan ketika di akhir tahun pelajaran saat harus dikembalikan kepada para siswa uang tabungan tersebut ada.
Masalahnya sebagian guru yang "meminjam" uang tabungan siswa tersebut tidak mengukur diri. Dia menggunakan uang tabungan siswa dalam jumlah cukup besar tanpa bisa mengkalkulasi, apakah dirinya bisa mengembalikan uang tabungan siswa di akhir tahun atau tidak.
Sebagian guru yang "meminjam" uang tabungan siswa bermodal nekat dan menganut filosofi "bagaimana nanti". Mereka tidak bisa memastikan sumber keuangan yang mereka miliki untuk mengganti atau mengembalikan uang tabungan siswa yang digunakan.
Akibatnya mereka tersedak alias keselek uang tabungan. Mereka tidak bisa mengembalikan uang tabungan siswa sebesar nominal yang digunakan.
Saya kebetulan tinggal dekat di sebuah sekolah dasar. Di saat guru-guru lain sibuk mengisi buku rapor siswa, beredar kabar ada seorang guru di sekolah dasar tersebut tidak masuk sekolah selama beberapa hari.
Setelah ditelusuri ternyata guru yang bersangkutan sedang sibuk mencari uang untuk mengganti uang tabungan yang dia gunakan. Nominalnya cukup besar mencapai jutaan rupia.