Berbuka puasa dengan yang manis adalah tradisi umat Islam hampir di seluruh dunia. Setelah waktu berbuka puasa tiba, pada umumnya mereka yang berpuasa segera mengambil makanan atau minuman yang manis.
Namun ada juga sebagian kecil orang yang tidak suka berbuka puasa dengan yang manis. Mereka lebih memilih berbuka dengan segelas air putih dan kemudian langsung makan. Itu hanya masalah selera.
Kembali kepada berbuka puasa dengan yang manis, ada banyak opsi yang bisa dipilih. Sebab makanan atau minuman yang manis itu sangat beraneka ragam. Ada banyak jenis kue, banyak jenis buah-buahan, aneka kolak, dan sebagainya.
Dalam hal ini ada sejenis buah-buahan yang cukup khas dikonsumsi ketika berbuka puasa karena rasanya sangat manis dan menyehatkan. Hampir semua umat Islam di dunia yang menjalankan ibadah puasa, berbuka dengan buah ini. Buah apa gerangan?
Kalau ada yang menjawab kurma, berarti sudah menjawab dengan benar. Ya, berbuka puasa dengan kurma merupakan tradisi yang umum dilakukan umat Islam selama berbuka puasa di bulan Ramadan.
Ada beberapa alasan mengapa kurma sering dijadikan sebagai makanan pembuka waktu berbuka puasa. Pertama, karena kurma mengandung gula alami yang dapat memberikan energi dan memulihkan kadar gula darah yang rendah setelah seharian menjalankan ibadah puasa.
Kedua, karena kurma mengandung serat yang dapat membantu memperlancar sistem pencernaan setelah berpuasa.
Ketiga, karena berbuka puasa dengan kurma ada nilai relijiusnya. Sebab kurma seringkali dijadikan makanan pembuka Nabi Muhammad SAW saat berbuka puasa. Dalam Islam hal itu bisa dipandang sebagai sebuah sunnah Nabi.
Selain kurma, ada sejenis buah-buahan lain yang khas dijadikan makanan pembuka berbuka puasa selama bulan Ramadan. Buah ini memang tidak manis seperti kurma, tapi bisa diolah menjadi makanan/minuman manis yang menyegarkan dan menyehatkan.
Buah apa itu? Buah yang dimaksud adalah mentimun suri atau timun suri. Buah ini biasanya diolah menjadi es buah atau rujak buah. Rasanya enak dan segar.