Bisa jadi benar orang tua itu "tak akan kalah" oleh anak muda. Sebab ada satu hal yang tak mungkin bisa dilampaui oleh anak muda dari orang tua, yakni orang tua pernah merasakan kehidupan masa lalu tapi anak muda tak akan pernah bisa merasakannya.
Namun sebaliknya, kehidupan anak muda masa kini tidak hanya bisa dirasakan oleh mereka sendiri. Kehidupan masa kini bisa pula dirasakan oleh orang tua saat ini.
Suasana ketika di perkampungan atau pemukiman penduduk belum ada listrik misalnya. Orang tua saat ini yang hidup di saat itu pernah merasakannya.
Begitu pula ketika menyeterika menggunakan arang, masak nasi menggunakan tungku dan kayu bakar, lampu penerangan masih menggunakan minyak tanah, dan lain-lain. Termasuk ketika menggunakan moda transportasi kereta api.
Lho bukankah saat ini kereta api masih ada? Benar. Tapi kereta api yang digunakan pada masa lalu, pada zaman bapakmu berbeda dengan kereta apai zaman now.
Kereta api yang digunakan masyarakat luas pada era 80 an atau 90 an sampai awal tahun 2000 an jauh berbeda dengan kereta api zaman sekarang setelah mengalami reformasi. Reformasi perkeretaapian sendiri terjadi pada sekira tahun 2009 ketika Ignasius Jonan jadi Direktur Utama PT KAI (PT Kereta Api Indonesia).
Setelah adanya reformasi perkeretaapian, tak ada lagi penumpang kereta api yang berjubel, apalagi sampai naik ke atap kereta api. Gerbong kereta api ber-AC, nyaman, bersih, dan tiket tidak manual lagi. Tiket sudah menggunakan sistem elektronik, sehingga praktek percaloan bisa ditiadakan.
Akan tetapi kendati kereta api zaman bapakmu itu jauh berbeda dengan kereta api zaman sekarang, namun bagi mereka yang pernah merasakannya ada tersimpan memori atau kenangan tersendiri. Dan kenangan itu tak akan pernah bisa dirasakan oleh anak-anak muda zaman sekarang.
Bagi sebagian anak-anak muda saat itu, kereta api bisa menjadi moda transportasi gratis. Mereka tak perlu membeli tiket. Mereka cukup main kucing-kucingan dengan petugas kereta api.
Kalau petugas kereta api ke depan, maka sebagian anak-anak muda berjalan ke arah belakang. Begitu pula ketika petugas kereta api ke belakang, maka sebagian anak-anak muda berjalan ke arah depan.