Saya akan memulai tulisan ini dengan sebuah pengalaman pribadi beberapa tahun lalu. Lokus kejadian di Masjid Nabawi, Madinah.
Suatu malam saya dan seorang teman bermaksud mengunjungi raudhah, suatu tempat dan bagian dari Masjid Nabawi. Raudhah adalah salah satu tempat yang mustajabah, tempat dikabulkannya do'a.
Saya dan teman saya keluar dari hotel sekira pukul 00.30 dini hari. Berbeda dengan keadaan di Indonesia pada umumnya, pada jam-jam seperti itu sangat sepi dan sunyi. Tapi di sana, jam-jam seperti itu suasana tetap ramai. Bahkan lebih ramai dari siang hari (Sebab di siang hari cuaca sangat panas, tapi malam hari tidak).
Banyak orang-orang termasuk anak-anak penduduk kota itu berkumpul dan bermain di halaman masjid yang sangat luas. Ada yang sekedar duduk-duduk, saling berkejaran, bermain bola, dan lain-lain.
Tibalah saya dan teman saya ke halaman Masjid Nabawi yang ada di dekat pintu (gate) 38. Sekira 50 meter sebelum mencapai pintu 38, saya dihadang oleh seorang anak laki-laki. Anak itu berusia sekira 10 tahun. Kulitnya putih bersih dan sangat tampan.
Anak itu memegang sesuatu di tangannya. Dia memegang sebuah botol kecil. Ternyata botol kecil itu berisi parfum.
Si anak menawarkan parfum itu dan "memaksa" saya untuk membelinya. Saya katakan "tidak", sebab saya merasa tidak membawa dompet.
Tiba-tiba si anak itu memeluk saya dengan erat. Dia memohon agar saya membeli parfum yang dia tawarkan. Dia menyebut harganya 10 riyal.
Saya tetap katakan "tidak". Si anak memeluk saya semakin erat lagi. Saya merasa iba juga. Bukan saya tidak mau membeli parfum yang ditawarkan si anak, tapi karena memang saya merasa tidak membawa uang, tidak membawa dompet.
Iseng-iseng saya membuka saku tas kecil yang saya pakai. Alangkah senangnya saya, sebab di sana ada terselip uang 10 riyal.