Real Madrid adalah nama yang sudah tidak asing di telinga para pencinta sepak bola dunia. Salah satu tim besar Eropa asal Spanyol itu adalah "Raja" di UEFA Champions League (UCL) alias Liga Champions UEFA.
Real Madrid tercatat telah 13 kali menjuarai turnamen paling bergengsi antar klub Eropa itu. Capaian Real Madrid jauh di atas tim-tim besar Eropa lainnya, seperti AC Milan, Liverpool, atau Bayern Munchen.
AC Milan tercatat baru 7 kali menjuarai Liga Champions UEFA. Sementara Liverpool dan Bayern Munchen masing-masing baru 6 kali mengangkat trofi "Si Kuping Lebar", sebagai simbol bagi juara Liga Champions UEFA.
Sang "Raja Liga Champions" Real Madrid, Rabu dini hari (29/09) akan bertindak sebagai tuan rumah menjamu tim debutan UCL asal Moldova, Sheriff Tiraspol. Pertemuan antara Real Madrid dengan Sheriff Tiraspol tersebut bisa dikatakan ibarat "langit dan bumi".
Mengapa demikian? Selain sebagai "Raja Liga Champions", Real Madrid juga merupakan tim kaya raya. Harga para pemainnya pun bernilai jutaan euro.
Sementara Sheriff? Jangankan pernah menjadi juara Liga Champions UEFA, masuk ke Liga Champions saja baru kali ini.
Kemudian Sheriff juga kontras dengan Madrid dalam hal kepemilikan aset dan pemain. Bahkan Sheriff disebut-sebut sebagai klub termiskin di Liga Champions UEFA. Hal itu bisa dipahami, sebab Moldova sebagai negara asal Sheriff juga termasuk salah satu negara miskin di Eropa.
Melihat kondisi Real Madrid dengan Sheriff Tiraspol yang begitu kontras, di atas kertas sepertinya Sang "Raja Liga Champions" tidak akan menemukan kesulitan berarti ketika menjamu tim asal Moldova itu.
Tapi tunggu dulu. Sheriff datang ke Liga Champions UEFA dengan perjuangan yang keras, heroik, dan penuh kejutan.
Berbeda dengan tim-tim besar Eropa yang sudah diberi "karpet merah" oleh UEFA masuk otomatis ke babak utama Liga Champions, Sheriff harus "meranngkak" terlebih dahulu dari babak kualifikasi. Bahkan Sheriff harus melewati "tiga level" babak kualifikasi dan satu kali play-off.