Sandiaga Salahudin Uno, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekarang ini sedang ramai dikaitkan dengan Partai Persatuan Pembangunan alias PPP. Sebagian kader PPP dikabarkan menginginkan Sandiaga sebagi calon ketua umum PPP.
Kabar itu tentunya cukup mengagetkan dan mengherankan. Sebab Sandiaga jelas-jelas bukan kader PPP. Apakah PPP tidak memiliki kader yang mumpuni ?
Tentu saja PPP bukan tidak memiliki kader yang mumpuni. PPP pasti memiliki beberapa kader yang cukup punya nama dan berpengalaman secara politik. Sebut saja nama Suharso Monoarfa, Ahmad Muqowam, Taj Yasin Maimoen, Arwani Thomafi, atau Arsul Sani.
Kalau sekedar memimpin PPP, nama-nama di atas pasti mampu. Masalahnya bukan itu. Saat ini PPP membutuhkan seorang pemimpin partai yang bisa mendongkrak suara pemilih dan menyelamatkan PPP dari jurang degradasi pada Pemilu 2024.
Sebagaimana diketahui bahwa pada Pemilu 2019 lalu PPP hampir tidak lolos electoral treshold sebesar 4%. Beruntung PPP memiliki suara lebih sedikit dari 4%, sehingga PPP bisa selamat. Waktu itu PPP memperoleh suara sebesar 4,52%.
Sebagian kader PPP mungkin menilai bahwa diantara kader PPP saat ini tidak ada figur yang dipandang mampu atau memiliki kapasitas mendongkrak suara pemilih dan menyelamatkan PPP dari jurang degradasi pada Pemilu 2024. Kapasitas itu mereka lihat ada dalam diri Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno saat ini memang merupakan figur atau tokoh yang memiliki elektabilitas cukup tinggi. Ia tokoh muda yang dekat dengan kaum milenial dan umat Islam. Selain itu, ia juga termasuk tokoh yang cukup tajir.
Tiga hal itu jarang ada terkumpul dalam diri satu orang. Tidak juga ada dalam diri para tokoh PPP. Oleh karena itu sangat wajar jika mereka mencoba mendapatkan Sandiaga dari Partai Gerindra.
Bagi PPP, sekarang ini Sandiaga mungkin pilihan tepat untuk menjadi ketua umum. Masalahnya apakah ia akan bersedia menerima "pinangan" PPP ?
Sebenarnya sebelum dikaitkan dengan PPP, Sandiaga pernah dikaitkan dengan partai lain yakni PAN (Partai Amanat Nasional). Pasca Pilpres 2019 Sandiaga diisukan akan ditarik PAN.
Padahal waktu itu Sandiaga sedang tidak berpartai setelah "diharuskan" keluar dari partai Gerindra karena maju sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto. Alih-alih bergabung dengan PAN, ternyata Sandiaga lebih memilih back to basic. Ia kembali bergabung dengan Partai Gerindra.