Pergantian tahun baru Hijriah dari tahun 1441 ke tahun 1442 ini terjadi dalam suasana keprihatinan, karena sampai saat ini negeri kita dan termasuk negara-negara lain hampir di seluruh dunia masih berada dalam situasi pandemi covid-19 yang melumpuhkan banyak lini kehidupan. Tidak hanya masalah kesehatan, tapi juga ekonomi, sosial, dan politik juga terkena dampak pandemi covid-19.
Berdasarkan data dari WHO, sampai saat ini (20/08) angka kasus positif covid-19 di Indonesia sudah mencapai 144.945 orang dan angka kematian mencapai 6.346 orang. Angka yang bisa dibilang tidak sedikit.
"Kerugian" negara akibat adanya pandemi covid-19 juga tidak kecil. Pemerintah sudah menggelontorkan dana triliunan rupiah untuk menangani pandemi covid-19 ini.
Belum lagi pertumbuhan ekonomi yang menjadi minus dan banyaknya orang miskin baru oleh sebab dampak dari adanya pandemi covid-19. Banyak para pekerja yang kena PHK atau dirumahkan. Tak sedikit pula mereka yang berwirausaha gulung tikar.
Situasi dan kondisi negeri seperti itu cukup mengkhawatirkan. Seandainya hal itu terus berlangsung dalam waktu yang lama, ancaman resesi ada di depan mata.
Akan tetapi situasi dan kondisi negeri seperti itu tidak boleh melemahkan semangat dan memutuskan harapan. Semua pihak, semua elemen bangsa harus tetap memilki asa dan semangat yang bergelora.
Tak terkecuali bagi umat Islam. Apalagi umat Islam merupakan penduduk mayoritas. Apa pun yang menjadi sikap umat Islam akan sangat berdampak bagi negeri ini.
Seandainya umat Islam memiliki sikap optimis, maka dampaknya akan baik terhadap negeri ini. Akan tetapi jika umat Islam memiliki sikap sebaliknya, maka dampaknya akan buruk terhadap negeri ini.
Dalam konteks ini, umat Islam harus memainkan perannya. Banyak hal yang bisa dilakukan umat Islam dalam momentum tahun baru hijriah ini.
Tahun baru Hijriah 2020 saat ini bisa dijadikan titik restart oleh umat Islam untuk menghadirkan harapan dan semangat baru. Ini penting, sebab harapan dan semangat yang lama mungkin sudah berkurang karena terkikis pandemi covid-19.
Harapan baru itu bisa berupa keinginan agar pademi covid-19 segera hilang, keinginan agar keadaan cepat pulih normal kembali, atau keinginan terwujudnya Indonesia yang lebih baik. Sedangkan semangat baru merupakan kekuatan untuk mencapai semua harapan tadi.