Sampdoria, sebuah klub Serie A yang namanya tidak sepopuler dan sehebat Juventus, AC Milan, atau Internazionale Milan. Tetapi dulu, sekitar 30 (tiga puluh) tahun yang lalu, tiga klub yang disebut tadi harus mengakui kehebatan Sampdoria.
Pada Musim 1990-1991 adalah masa kejayaan Sampdoria. Waktu itu Sampdoria merajai Liga Italia (Serie A). Klub papan atas bertabur bintang AC Milan dan Internazionale Milan masing-masing hanya mampu berada di posisi ke-2 dan ke-3. Bahkan Juventus saat Sampdoria berjaya, hanya finis di urutan ke-7.
Tak hanya itu, predikat top scorer juga diraih pemain "asli" Sampdoria, yakni striker Gianluca Vialli. Gianluca Vialli adalah tandem dari Roberto Mancini, sang arsitek tim nasional Italia saat ini yang berhasil membawa Gli Azzuri lolos lebih awal ke putaran final Piala Eropa 2020 dengan rekor kemenangan 100 persen di babak penyisihan. Gianluca Vialli adalah tandem sejati Roberto Mancini, baik di klub maupun di tim nasional Italia sendiri.
Setelah meraih Scudetto tahun 1991 Sampdoria praktis menjadi wakil Italia di Piala Champion (sekarang Liga Champions). Sampdoria kala itu merupakan tim debutan di piala antar jawara liga-liga di negara Eropa tersebut.
Sampdoria secara tak terduga mampu merontokkan klub-klub besar Eropa. Bahkan tim debutan itu mampu langsung mencapai final untuk pertama kalinya berhadapan dengan klub dari Catalunia, Barcelona. Sayang di final Sampdoria kurang beruntung dan harus mengakui keunggulan Barcelona, kalah tipis 0-1 melalui gol semata wayang Ronald Koeman.
Sebelum menjadi jawara Liga Italia, pada tahun 1990 Sampdoria sempat menjadi penguasa Eropa dengan menjadi juara Piala Winners setelah menaklukkan salah satu klub terbaik Belgia, Anderlecht dengan skor 2-0. Piala Winners sendiri tidak lagi diadakan sejak tahun 1999.
Kehebatan Sampdoria saat itu tak terlepas dari kehebatan pelatih bertangan dingin asal Yugoslavia, Vujadin Boskov dan juga kehebatan para pemainnya yang sekaligus juga menjadi andalan tim nasional Italia sendiri waktu itu. Seperti Gianluca Pagliuca (kiper), Pietro Vierchowod (Bek), Attilio Lombardo (gelandang), Gianluca Vialli (penyerang), dan Roberto Mancini (penyerang).
Selain melahirkan banyak pemain hebat dan menyumbang banyak pemain untuk tim nasional Italia di Era 1990-an, beberapa tahun setelahnya Sampdoria juga masih memberikan sumbangan banyak pemain hebat bagi tim nasional Italia kendati kejayaannya sudah berkurang. Sampdoria pernah menyumbangkan pemain mereka, sebut saja nama Giampaolo Pazzini, Antonio Cassano, Angelo Palombo, Vincenzo Montella, dan Fabio Quagliarella, menjadi pemain andalan tim nasional Italia.
Kejayaan Sampdoria mungkin bisa disebut hanya sekejap mata. Kehebatan Sampdoria hanya sekitar 5 tahun, sewaktu dihuni para pemain seangkatan Roberto Mancini dan Gianluca Vialli tadi. Setelah itu Sampdoria praktis hanya menjadi tim medioker.
Bahkan pada musim 2011-2012 Sampdoria sempat degradasi ke Serie B. Beruntung, di Serie B Sampdoria tidak lama, hanya satu musim saja. Pada musim 2012-2013 Sampdoria berhasil promosi kembali ke Serie A.
Setelah cukup lama berkiprah kembali di Serie A, saat ini nasib Sampdoria kembali mengkhawatirkan. Mantan klub Roberto Mancini tersebut pada musim ini terancam terdegradasi ke Serie B kembali seperti musim 2011-2012 lalu.