Lihat ke Halaman Asli

Wiwin Zein

TERVERIFIKASI

Wisdom Lover

Renungan di Akhir Tahun

Diperbarui: 29 Desember 2019   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa saat lagi kita akan meninggalkan tahun 2019 untuk memulai kehidupan baru di tahun 2020. Semoga segala hal yang kurang baik atau segala hal yang membuat kehidupan kita terasa kurang nyaman di tahun 2019, tidak kita temui lagi di tahun berikutnya. Kita ingin di tahun yang baru kita menemukan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

Apa yang kita inginkan atau kita harapkan di tahun 2019 mungkin tidak semuanya bisa tercapai. Ada beberapa yang tidak tercapai. Tidak masalah. Tahun depan masih ada. Semoga di tahun mendatang sesuatu yang kita inginkan atau kita harapkan bisa tercapai. 

Biarlah hal itu menjadi Utang Resolusi 2019 yang bisa dibayar di tahun berikutnya. Kegagalan bukanlah akhir segalanya. 

Pepatah bijak mengatakan bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Gagal tahun ini, tetapi tahun depan tidak lagi. Kita harus optimis bahwa selalu ada kesempatan jika kita mau berusaha.

Masa lalu tidak akan bisa ulangi, tetapi bisa kita jadikan pelajaran. Sehingga apa yang kurang di tahun 2019 bisa kita perbaiki di tahun mendatang. Kalau pun masa lalu tidak ada kekurangan tetap tidak boleh dijadikan fokus perhatian. 

Masa lalu hanya sebatas "kaca spion". Hanya dilihat sewaktu-waktu saja, itu pun jika perlu. Hal yang harus dijadikan fokus perhatian atau proyeksi kehidupan tetaplah masa depan.

Salah satu masa depan kita semua adalah Indonesia yang lebih baik, indonesia yang aman, indonesia yang damai, Indonesia yang berkeadilan, dan Indonesia yang berkemakmuran. 

Agar salah satu masa depan kita itu terwujud dan bisa berjalan sesuai harapan tentu kita sebagai warga negara dan warga masyarakat harus berupaya menjaga dan merawat masa depan kita sendiri.

Kita tentu berharap para pengelola negeri ini bisa lebih ikhlas dan profesional dalam mengelola negara. Sehingga mereka lebih fokus dan berorientasi kepada kepentingan rakyat, bukan mendahulukan kepentingan partai atau kelompok.

 Walau pun mereka berasal dari partai politik atau kelompok tertentu, tetapi diharapkan loyalitas mereka yang utama kepada rakyat. Sebab sejatinya mereka dipilih adalah untuk kepentingan rakyat.

Negara kita ini besar, kaya dengan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Tidak ada negara seperti Indonesia. Oleh karena itu menjadi rancu jika kekayaan yang dimiliki Indonesia tidak memiliki efek manfaat bagi rakyat. Bahkan menjadi ironis jika kemudian angka kemiskinan masih tinggi, tingkat pendidikan masih rendah, atau tingkat kesejahteraan menurun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline