Lihat ke Halaman Asli

Harapan dan Pengalamanku Menjadi Guru

Diperbarui: 8 Oktober 2015   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengabdikan sedikit apa yang kumiliki demi bangsa dan negaraku,untuk anak-anak bangsa dinegeri ini.Mudah-mudahan pengorbananku tidak sia-sia meskipun beribu rintangan ,tantangan,terkadang sakit hati harus aku lalui,meskipun sebetulnya dulu cita-citaku bukan ingin jadi guru,ternyata setelah saya menjadi guru banyak sekali kenikmatan dan barokah yang saya nikmati,dan banyak kemuliaan yang saya peroleh,apalagi saya juga seorang ibu rumah tangga,meskipun saya bekerja masih banyak waktuku untuk mendidik anak-anakku dan meramut keluargaku,karena setinggi apapun jabatan seorang perempuan itu tetap kodratnya jadi ibu rumah tangga,harus pintar membagi waktu untuk keluarga dan tugas mengabdi pada negara.

Kenikmatan lain saya jadi guru adalah selalu mengingatkanku dalam setiap langkahku,setiap tindak dan perbuatanku,sehingga bisa menghindarkanku dari perbuatan-perbuatan yang kurang bagus,karena ada pepatah jawa mengatakan “Guru itu digugu dan di tiru”.Dan ada juga pepatah mengatakan “Satu contoh perbuatan jauh lebih bagus dan lebih mulia dari pada seribu nasehat”.Maka harapan terbesar saya sebagai seorang guru adalah,bisa mendidik anak bangsa berakhlak mulia , pandai dan sukses dalam hidupnya,sehingga negaranya juga akan menjadi makmur dan sejahtera.

Bapak/ibu pembaca yang mulia,sekelumit kisah perjalananku sebagai seorang guru,pada tahun 1988 saya lulus SMA MUH 1 Klaten,kemudian merantau ke Samarinda (Kalimantan Timur ),tahun 1989 sekolah di PGSMTP N Samarinda lulus tahun 1990,tahun 1991 diangkat CPNS Guru di SMP N 8 Balikpapan disinilah awal perjuangan dan pengorbananku sebagai seorang guru,dimana ditempat ini saya tidak punya sanak keluarga betul-betul hidup sendiri dan pada saat itu tempat kami mengajar itu masih sepi dan kalau hujan banjir, masuk kelokasi harus lepas sepatu,kemudian tahun 1993 saya di pindahkan ke SMPN 12 Balikpapan pada saat itu alasannya karena guru matematika di situ ada 5 orang, SMPN 12 ini pada saat itu juga baru berdiri,disinilah juga tantangan dan pengorbananku jauh lebih berat dari SMP semula karena sekolahan kami terletak di perbatasan Balikpapan,kemudian lingkungan kami ada didekat pantai,dan penghasilan orang tua murid ada yang nelayan dan petani,tetapi disini minat sekolah anak-anak sangat kurang sekali dan dukungan orang tuapun sangat minim anak-anak muda dilingkungan sekolahku pada saat itu banyak yang pengangguran dan miras itu sudah hal yang biasa,sehingga aku harus ekstra hati-hati bekerja di sini karena salah sedikit warga bisa nyerbu kesekolahan,Tahun 1995 saya nikah suamiku tugas di Tanah Grogot sehingga pada tahun tersebut aku diajak pindah ke SMPN 1 Tanah Grogot kalau disini agak lumayan karena letaknya di tengah kota, kepasar dekat,kekantor manapun dekat bahkan ada yang tinggal jalan kaki sudah nyampe,tapi problin dan kendala kami mengajar juga hampir sama,semangat belajar anak-anak juga masih kurang,sehingga guru harus pandai membawa anak-anak supaya mau dan senang belajar serta menentukan metode yang sesuai.Tahun 1999 suamiku pindah tugas ke DI.Yogyakarta tepatnya di Kabupaten Sleman, maka tahun 2000 saya juga dipindahkan ke

Sleman yaitu ke SMP N 4 Prambanan sampai sekarang.Disinipun problim saya mengajar juga hampir sama dengan sekolah-sekolah terdahulu,karena sekolahan kami juga terletak diperbatasan Sleman,lokasi sekolahan kami di gunung minat sekolah anak kurang, motivasi dari orang tuapun sangat minim,tempat kami muridnyapun sangat kurang karena dilingkungan kami ini,anak lulusan SD yang nilainya bagus akan turun gunung sekolah di SMP bawah yang mereka anggap lebih bagus,maka kami semua disini juga harus pandai membawa anak supanya senang sekolah dan ekstra sabar.Tapi dilingkungan kami ini banyak tempat wisata peninggalan situs purba yaitu candi,yang terkenal “candi Ijo”,ada juga tempat wisata “Batu Breksi”.Maka dari itu apabila suatu saat bapak itu jalan-jalan ke Yogyakarta,lewat ke Prambanan singgah tempat kami,kami selalu terbuka untuk siapapu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline