Lihat ke Halaman Asli

Wiwik TriErnawati

Pemerhati masalah sosial

Menentramkan Hati di Tengah Maraknya PHK: Menemukan Kedamaian dalam Ketidakpastian

Diperbarui: 13 September 2024   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi PHK (THINKSTOCK via KOMPAS.com)

Situasi ekonomi yang tidak menentu, pandemi yang berkepanjangan, dan perubahan besar di dunia kerja telah menyebabkan banyak perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kondisi ini menimbulkan kecemasan bagi para pekerja yang kehilangan mata pencaharian, serta kekhawatiran bagi mereka yang masih mempertahankan pekerjaan tetapi merasa rentan.

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di tengah gejolak perekonomian global. Perusahaan-perusahaan teknologi di dalam negeri, yang terbaru Ruangguru hingga GoTo pun menambah panjang daftar perusahaan yang menempuh PHK.

Nama besar lain, Zenius juga sudah melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya sebelumnya. Startup edukasi tersebut melakukan PHK di tahun 2022 . 

Sedangkan data yang dikutip dari beberapa sumber, tercatat, selama periode Januari-Agustus 2024, total 46.240 pegawai menjadi korban PHK agar bisa beradaptasi dengan dinamisnya kondisi yang memengaruhi industri.

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah mimpi buruk bagi setiap pekerja di berbagai sektor terutama dalam beberapa tahun terakhir.

Fenomena ini, dipicu oleh kombinasi berbagai faktor seperti krisis ekonomi global, pandemi COVID-19, dan disrupsi digital, tidak hanya mempengaruhi aspek finansial seseorang, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan mental dan emosional. 

Bagi sebagian orang, PHK datang tiba-tiba tanpa peringatan, sementara bagi yang lain, situasi ini terasa seperti ancaman yang terus menghantui setiap hari. 

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, semakin banyak pekerja harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan pekerjaan.

Situasi ini tak hanya menimbulkan ketakutan akan masa depan finansial, tetapi juga mengganggu stabilitas emosional dan mental.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline