Lihat ke Halaman Asli

Wiwik TriErnawati

Pemerhati masalah sosial

Pembiasaan Membumikan Budaya Malu dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik di SMAN 1 Tarik

Diperbarui: 1 Desember 2023   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Di era modern saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap  berbagai bentuk tatanan hidup di tengah masyarakat, baik dalam segi pembelajaran, interaksi, dan lainnya. 

Efek berikutnya dari  perkembangan tersebut berdampak pada terjadinya krisis moral, dimana penyebaran informasi sangatlah mudah tersebar melalui berbagai platform  sosial media atau internet yang disadari atau tidak  berpengaruh cukup besar terhadap karakter dan perilaku seseorang. Salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi tersebut adalah berpengaruhterhadap pembentukan karakter anak.

Fenomena bentuk-bentuk perilaku menyimpang dan kenakalan remaja banyak diperbincangkan dan menjadi masalah yang serius dikalangan remaja. Seperti seks bebas, tawuran, penyalahgunaan obat terlarang, penganiayaan, dan bullying. Terjadinya dekadensi moral dalam berinteraksi sosial juga kerap kali ditemui dalam diri seorang anak. 

Kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua, dan pengaruh lingkungan sekitar adalah hal yang mempengaruhinya. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja tersebut dapat terjadi sebagai pelampiasan seorang anak terhadap berbagai permasalahan baik yang terjadi di lingkungan keluarganya maupun di luar. Perbuatan dan tindakan negatif tersebut sangatlah perlu untuk segera dicarikan solusinya mengingat remaja adalah generasi pewaris dan penerus bangsa.

Peran lembaga pendidikan formal sebagai wadah dalam pembentukan karakter anak tidak perlu diragukan lagi kehandalannya. Sebagaimana yang kita pahami pendidikan merupakan suatu proses untuk pembentukan karakter manusia baik formal maupun non formal. Berbicara mengenai karakter, pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan dari pendidikan nasional. Pada pasal 1 Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia.

Di beberapa referensi, pembentukan karakter sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki, atau membentuk tabiat, karakter, watak, sifat atau akhlak dan budi pekerti yang membedakan antara satu individu dengan yang lain dalam pergaulan di masyarakat yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada anak didiknya melalui proses pembelajaran.

Pembentukan karakter harus dimulai sejak dini. Tujuan dari pembentukan karakter adalah untuk membentuk kepribadian anak yang baik sehingga nanti ketika mereka dewasa menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan dapat bermanfaat bagi sesama manusia dan lingkungannya.

Menjawab berbagai permasalahan dan tantangan dalam proses pembentukan karakter anak, SMAN 1 Tarik sebagai lembaga pendidikan formal mencoba untuk membumikan budaya malu di kalangan peserta didiknya dengan memasang banner ukuran 1 m x 4 m di empat posisi strategis di sekolah yang bisa secara langsung peserta didik terus membaca dan diingatkan tentang perbuatan-perbuatan negatif yang dianggap sebagai perbuatan yang memalukan untuk dilakukan oleh peserta didik di lingkungan sekolah, dengan harapan pada akhirnya semua peserta didik dapat membiasakan dirinya untuk sedikit demi sedikit mengalami perubahan karakter.

Memang bukan hal yang mudah untuk melakukan pembiasaan budaya positif dan meninggalkan budaya negatif di kalangan remaja yang sudah duduk di bangku SMA. Tantangan tidak hanya datang dari lingkungan pergaulan yang tidak sehat, kondisi keluarga yang tidak mendukung tetapi juga perlu digaris bawahi bahwa pada saat ini anak begitu terlena dan pada level tertinggi kenyamanan hidupnya dengan hp.

Namun bukan kata menyerah untuk bisa merubah dan memperbaiki karakter remaja ke arah yang lebih positif. SMAN 1 Tarik juga selalu menggaungkan budaya malu di setiap amanat yang disampaikan oleh Pembina upacara setiap hari senin. Berbagai upaya yang dilakukan semoga pembentukan karakter remaja di era digital memperlihatkan hasil yang melegakan baik di mata para pendidik maupun orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline