Lihat ke Halaman Asli

Kata ‘Damai’ Bukan Miliki ‘Kita’?

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini sebagian umat Islam di Indonesia telah merayakan Hari Raya Idul Adha. Sebagian lagi mengikuti keputusan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Akan tetapi bukankah perbedaan itu adalah rahmat untuk kita Umat Nabi Muhammad SAW...

Kemarin, saya mengirimkan ucapan Selamat Idul Adha kepada beberapa teman isinya seperti ini :

Qurban adalah semangat berbagi,

Damai di hati, Damai di Bumi.

Selamat Idul Qurban 1431H

Mungkin belum 10 menit setelah pengiriman dilakukan, satu sms masuk, ‘hey sob, damai di hati, damai di bumi, agama lain punya itu’ .

Deg ! saya kaget…..

Kriing..! telepon berbunyi, “Halo, Wi, damai di hati, damai di bumi….? Sms dari betlehem itu…?.

Masuk lagi sms, denganisi yang agak mirip, bukan mirip Gayus lho….

Wah, semua pada complain, padahal saya tidak berpikiran sampai ke situ.

Saya jadi berpikir apakahkata ‘damai’ dianggap sebagian orang sudah menjadi milik sebagian kelompok saja atau mungkin karena kasus-kasus teroris yang sering dihubung-hubungkan dengan Islam sehingga sebagian orang Islam agak alergi dengan kata tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline