Satu hal yang tidak bisa untuk kita semua pungkiri bahwa pada era ini gadget atau peralatan elektronik merupakan ha yang sangat lumrah untuk di temukan, setiap elemen mengerti dan tahu bagaimana cara untuk menggu akan teknologi digital tersebut. Namun dari semua itu hal yang sangat membuat sebagian bahkan semua orang merasa miris yaitu anak kecil lebih mengerti dari orang dewasa tentang penggunaan alat digital tersebut.
Ini di sebabkan karena anak merupakan Generasi digital dan orang tua hanya sebagai imigran digital, anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital notive yaitu mereka yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir. Berbeda dengan orang tua yang hanya sebagai imigran digital yang dimana sejak mereka lahir belum ada peralatan elektronik dan digital , yang membat mereka harus di tuntut untuk mengerti dan paham akan perkembangan zaman khusunya pada era digital ini.
Tetapi sebelum itu tentunya orang tua sendiri harus mempunyai persiapan dalam menghadapi datangnya era digital .ini karena secara tidak langsung orang tua harus menjadi pelindung anak-anak dari ancaman era digital , tetapi orang tua tidak bisa menjadi penghalang bagi potensi dan manfaat yang di tawarkan oleh era digital ini.
Sperti yang kita ketahui gampang untuk melihat ciri-ciri dari anak pada era digital ini :
- Anak-anak berlomba dalam membuat akun jejaring sosial seperti : path,instagram,facebook,twitter,youtube dan lain sebagainya , hal ini di lakukan sebagai bentuk perwujudan untuk dunia bahwa mereka ada
- Di era digital dalm hal privasi anak-anak lebih terbuka blak-blakan dan cenderung agresif
- Kebebasan bersekpresi , pada era digital ini anak-anak lebih cenderung ingin memperoleh kebebasan. Mereka tidak suka diatur dan dikekang. Mereka ingin memegang control dan internet menawarkan kebebasan berekspresi
- Dalam proses belajar mereka lebih gampanng karena mereka dengan mudah dapat mengakses google,atau yahoo untuk mencari bahan pelajaran.
Namun dengan kemudahan tersebut orang tua tentunya juga harus tetap waspada dan memperhatikan apa saja yang di akses oleh anak , karena tidak dapat kita pungkiri bahwa segala hal dapat diakses dengan mudah untk menghindari hal tersebut diharapkan orang tua lebih protect terhadap apa yang di akses oleh anak, namun orang tua tida membtasai hanya saja perlu pengawasan lebih.
Dan yang harus di lakukan orang tua terhadap anakny yaitu tetap melakukan bimbingan melakukan bimbingan bisa dilakukan dengan cara mengarahkan penggunaan perangkat media kepada anak secara jelas,Imbangi antara penggunaan media dengan interaksi dunia nyata karena agar kehidupan sosial anak tidak terganggu dan anak tidak menjadi seorang yang sibuk dengan media namun tidak mempunyai jiwa sosial,pilihkan aplikasi/program yang positif, mendampingi dan meningkatkan interaksi dengan anak,Gunakan perangkat media digital secara professional, dan yang terpenting orang tua harus tau apa yang di lakukan oleh anak di dunia maya contohnya dengan orang tua menelusuri aktivitas anak di dunia maya.
Menjadi lebih peduli bukan berarti orang tua harus piawai dan paham segala macam hal dan istilah teknis dari perangkat dan media digital yang akan dibeli atau telah digunakan oleh anaknya. Selama anak masih tergantung kepada orang tua , maka orang tua wajib mengetahui ,bukan membatasi untuk apa dan bagaimana perangkat dan media digital digunakan oleh anak.
Orang tua sebaiknya paham bahwa teknologi bak pisau bermata dua . Apabila salah digunakan bisa mencelakai penggunanya semakin canggih perangkat dan media digital yang digunakan semakin "tajam pisau-nya" ini membutuhkan ekstra tanggung jawab dari penggunanya, ataupun orang tua . Menjadi awal kesalahan apabila orang tua menyerahkan keputusan menggunakan perangkta dan media digital sepenuhnya kepada anak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI