Idul Adha, adalah hari raya bagi umat muslim yang ditandai dengan penyembelihan hewan korban. Pada umumnya di Indonesia adalah sapi dan kambing. Hari raya yang penuh kebahagian dan keberkahan bagi seluruh umat muslim dunia ini, juga meliputi suasana masyarakat di komplek perumahanku. Kesibukan yang tak biasa dari seluruh warga terlihat di sekitar masjid, dari mendata hewan yang datang, mempersiapkan lokasi penyembelihan, menyiapkan kupon untuk masyarakat luar komplek dan aktivitas lainnya.
Namun yang cukup menarik perhatianku adalah keberadaan segerombolan anak kecil yang mengelilingi hewan - hewan tersebut. Mereka tampak riang dan tak kalah antusias dari panitia sendiri. Setiap kedatangan satu hewan dari warga, mereka bersorak sangat kencang dan bertepuk tangan, entah apa yang ada dalam pikirannya, yang terlihat adalah kebahagian yang jujur. Mungkin ini salah satu berkah korban, kebahagian bagi semua kalangan, termasuk anak - anak.
Dengan takut - takut mereka mencoba mendekati satu persatu. Ada juga yang memberanikan diri untuk memberi makan, bahkan mengajaknya ngobrol. Mungkin bagi anak - anak di daerah, melihat sapi atau kambing adalah hal biasa, tetapi bagi anak - anak komplek di perkotaan mereka hanya dapat melihat langsung saat Idul Adha Tiba.
" Aku suka lihat kambing, kambing itu lucu, tapi kalau sapi aku takut ", Kata Ania, salah satu anak yang masih duduk di kelas 4 SD. " Iyaaa, sukaa kambing, bulunya kriwil kayak boneka ", Sambung anak yang lain. Ketika aku tanya apakah mereka mau memelihara kambing di rumah, mereka bilang tidak mau, karena punya kucing takut berantem. Jawaban yang membuatku tersenyum.
Ketika kutanya tentang Hari Raya Korban, mereka menjawab tidak serius dengan terus mengelus kepala kambing yang sedang duduk. " Korban itu menyembelih hewan, karena dahulu kan Nabi Ismail akan disembelih sama ayahnya, terus sama Alloh ditukar dengan kambing ". Walaupun tidak serius, aku cukup senang mendengar jawabannya, intinya anak - anak tersebut memahami sejarah korban.
Setiap tahun mereka menunggu datangnya hari raya korban. Untuk melihat kambing dan sapi, hewan yang tidak bisa ditemui setiap saat. " Aku senenglah waktu korban, kan bisa main sama kambing, terus besoknya sholat di jalan bareng - bareng, terus mama aku masak yang enak - enak, daging - daging semua, aku mau makannya banyakkkk ", mereka bercerita sahut menyahut sambil terus bermain dengan kambing dan menengok ke jalan menunggu hewan yang datang berikutnya.
Dunia anak - anak memang dunia bermain, namun ada sisi belajar dari setiap permainan, belajar bereligi, belajar ketrampilan hidup, belajar mengasihi semua makhluk, mereka dapatkan ketika mereka beranggapan sedang bermain.