Lihat ke Halaman Asli

Wiwik DJanti

PNS (Pe Nikmat Seni)

AKU DAN IBU

Diperbarui: 27 Mei 2024   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOC.PRIBADI

Ibuku itu keras, pemarah dan membuatku ketakutan

Pelitnya luar biasa ...

Aku tak pernah benar, dimatanya

Kaki dan tangan ini menjadi saksi

Entah sudah berapa puluh kali aku dipukuli
Mengerikan...
Aku tak mengerti, apa yang terjadi
Hingga waktu menobatkanku, menjadi seorang Ibu


Aku berjanji, tak mau sperti ibuku nanti
Kumulai peranku dengan hati hati ...
Akan kulukis nuansa pelangi warna warni
Kuhiasi dengan hamparan permadani
Ahh...pasti nyaman dan asri


Tapi ibu...
Nyatanya tak seindah delusi ....
Yang satu ku tata rapi, yang lain berkeping-keping
Sebagian kugenggam erat, sebagian lepas melompat
Hujan dan badai datang bertubi - tubi
dibarengi datangny angin yang tak terprediksi


Bagaimana ini ibu ?
Kuberlari, bukan solusi
Kuperangi kian menjadi ....
Mungkin aku frustasi, bahkan depresi
Kini aku mengerti apa yang kau hadapi


Tak seindah khayalan dan mimpi
Kerasmu, marahmu, pelitmu terpaksa kuadopsi
Pukulanmu sering kupakai buat atraksi,
Bahkan lebih buruk lagi
Oh ibuu...
Kini, semua berbalik dalam pandanganku ....
Engkau tidaklah keras,  hanya ingin aku punya batas
Engkau bukanlah pemarah, kau hanya mau aku terarah
Tidak juga pelit,  betapa sulit belenggu kebutuhan membelit
Aku tak bisa seanggun dirimu...
Marahmu laksana terbitnya rawi dipagi hari
Kerasmu penuh kama, sesejuk kabut savana
Aku merindukanmu sepanjang jalanku ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline