Lihat ke Halaman Asli

Wiwik Agustina

Writer and Long Life Learner

Apa itu Passion dan Salah Kaprah dalam Mengejar Karir

Diperbarui: 29 September 2024   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Canva

"Follow your passion", pernah dengar kalimat ini? Sering terdengar di kalangan anak muda yang mengejar mimpi, termasuk dalam hal karir atau pekerjaan. Apa itu passion? Seringkali diartikan dengan perasaan antusias yang luar biasa, namun jika merujuk bahasa asli dari 'passion' itu sendiri, kita akan menemui banyak salah kaprah terjadi dari penggunaan kata 'passion' dalam mengejar karir impian.

Mengejar Passion, Harus Siap Menderita. Maukah?

Kata 'passion' secara etimologi berasal dari bahasa latin 'passio' yang berarti suffering atau menderita. Jadi, jika mengikuti kalimat 'follow your passion', tentunya perlu mempertanyakan kembali, apakah mau menderita untuk mengejar mimpi atau karir impian yang selama ini menjadi idaman?

Banyak orang mengartikan 'passion' adalah sesuatu yang membuat bergairah atau bersemangat, pengertian ini kurang utuh karena saat kita passionate terhadap sesuatu, kita akan ditantang untuk mau menderita atau tidak, jadi tidak hanya menumbuhkan rasa semangat namun kita harus siap menderita untuk mimpi dan karir impian.'

Tidak semua orang mau menderita, tentu, tidak semua orang mau tidur lebih pendek untuk mengalokasikan waktu upgrade skill yang menunjang karirnya, mengurangi scroll tiktok untuk membaca update kondisi finansial setiap hari, bangun pagi untuk berolahraga rutin supaya tetap sehat, berhenti merokok untuk mengalokasikan uangnya mengikuti komunitas positif, dan lainnya. Nyatanya, 'follow your passion' tidak untuk semua orang.

Baca juga: 'Home Sweet Loan', Kisah Sandwich Generation Tak Seenak Roti Sandwich

Steve Jobs: Stay Hungry, Stay Foolish

Siapa yang tak tahu salah satu quotes dari Steve Jobs, pendiri Apple yang tidak memiliki gelar sarjana. Banyak sekali generasi muda yang mengambil kisah hidup Steve Jobs hanya sepotong dengan klaim tidak harus memiliki pendidikan tinggi untuk menjadi sukses. Benar, namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah kita memiliki resource yang sama seperti Steve Jobs?

Jika membaca biografi Steve Jobs dari laman biography.com, kita akan mengerti bahwa selain lahir dengan kecerdasan, Steve Jobs memiliki curiosity atau rasa ingin tahu yang tinggi selain itu tentunya latar belakang keluarga yang membuat Steve tidak perlu pusing memikirkan kebutuhan primer seperti besok makan apa. Hal ini yang kurang dimengerti bagi mereka yang meyakini bahwa pendidikan tidak penting.

Khususnya di Indonesia yang masih memiliki sistem seleksi pekerja dengan melihat background pendidikan, tentunya pendidikan adalah instrumen yang penting khususnya bagi mereka yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Lantas, apakah pendidikan saja cukup? Sayangnya tidak.

'Stay Hungry, Stay Foolish', bukan hanya quote untuk para pengusaha muda agar terus berinovasi dan tidak puas diri terhadap kesuksesan masa kini, tapi juga untuk saya dan pembaca agar tetap memiliki rasa lapar untuk belajar, bekerja, dan berpikir lebih keras lagi sekalipun harus mengorbankan kenyamanan, itu adalah passion.

Baca juga: Money Habits: Obrolan Wajib Sebelum Menikah, Kenapa?

Bagaimana Mengenali Passion Diri?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline