Kau bilang cinta
Lalu pergi begitu saja
Kau pikir aku boneka? Yang sama sekali tak punya rasa?
Katanya mau setia
Ternyata mendua
Hah dasar pendusta
Manis dimulut saja.
Katamu aku adalah satu satunya.
Lantas, dia siapa?
Sudahlah tak perlu aku sudah tak butuh penjelasan meski hanya sepatah kata.
Percuma aku tak akan percaya
Aku menunggumu pulang.
Aku menunggumu datang.
Ahhh, ternyata disana kau malah bersenang senang dengan si jalang.
Jatuh bangumu aku temani,
Aku tetap disini setia menanti meski kau pergi.
Datangmu selalu aku nanti, tega teganya kau hianati cinta suci.
Sakitlah sudah rasa hati.
Apakah kurangnya diriku? Sampai sampai kau mencari yang baru.
Apakah aku sudah tidak lagi menarik? sampai sampai matamu jelalatan melirik.
Apakah sudah bosan dengan perempuan baik baik hingga lebih memilih gundik?
Apakah semua janji sama sekali tidak memiliki arti?
Masihkah ingatkah ketika kau bilang cinta? Rupanya kata cintamu hanya sekedar kata tanpa membawa rasa.
Apakah segala rencana kita yang susun hanya sebuah
Benarkah sudah tidak ada lagi rasa di dada?
Silahkan pergi,
aku tak akan menghalangi.
Lagi pula sudah tak ada yang dapat di pertahankan lagi.
Baiklah jika memang sebuah hubungan di anggap permainan, maka jalan tengah adalah berpisah.
Semoga berbahagia dengan pilihanmu itu.
Semoga tidak ada lagi perempuan yang terluka sepertiku karena lidahmu yang berbisa itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H