Lihat ke Halaman Asli

Wiwien Wintarto

TERVERIFIKASI

Penulis serba ada

Kami dan Torong

Diperbarui: 4 Mei 2016   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: aliexpress

Kami keluar dari teater 4 Imperium Cineplex di Pyramid Supermall berdesak-desakan dengan para penonton lain. Agak terhambat waktu belasan orang melewati pintu keluar yang tak terlalu lebar. Desy di depanku, aku setapak di belakangnya. Ingin aku memegangnya, menggandeng, merangkul, atau sekadar menaruh tangan di bahunya dengan gestur mesra. Tapi tentu saja tak boleh.

Atau belum, tepatnya. Menunggu satu hal kudu kulakukan terlebih dulu. Dan hal lain aku dengar darinya.

“Bagus nggak menurutmu, Bang Kritikus?” tanya dia kemudian, saat kami berjalan melintasi lorong menuju lobi teater.

No comment,” sahutku datar.

“Loh, kok no comment?”

“Lapar. Butuh dinner.”

Desy tertawa. “Ayo, cari nasi!”

“Jangan di sini. Aku punya tempat favorit di alun-alun sana. Sate kambing muda yang mak nyus dan so juicy.”

“Hmm... sate ya? Pas aku udah lama nggak ketemu sate. Okay, let’s go!”

Dia melangkah lebih cepat, membelok menuju eskalator untuk turun dari lantai IV ke parkiran basement tempat dua motor kami terparkir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline