Lihat ke Halaman Asli

Wiwien Wintarto

TERVERIFIKASI

Penulis serba ada

Cerpen | Namaku Elang

Diperbarui: 7 April 2016   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Foto: monkeymotoblog)"][/caption]Dia tetap cantik menawan seperti biasanya. Mataku nyaris tak lepas darinya sepanjang sore ini di Coffee Drip. Luna yang menawan, Luna yang seksi, Luna yang setiap bagian dari dirinya selalu merasuk hingga ke mimpi.

“Mau pesan dulu?” tanya dia.

“Boleh,” aku mengangguk sambil mengalihkan mata darinya.

Sebab jika tidak, dia akan menangkap basah aku sedang menatapnya lekat. Melihat rambut halusnya yang sedikit kemerahan, wajahnya yang berkulit bersih seperti bintang film, dan lengan jenjangnya yang hadir sempurna karena sore ini dia memakai atasan yang nyaris tak berlengan.

Waiter dipanggil, dan kami segera saja asyik merenungi buku menu.

Perutku menginginkan chicken cordone atau salmon steak, namun otakku tak bisa teralih dari Luna.

Apa pun, aku harus menikmati momen ini detik demi detik. Bagi seorang outsider di kampus sepertiku, bisa ketemuan berdua saja dengan mahasiswi sepopuler Luna adalah suatu anugerah besar. Dan meski urusannya sekadar permintaan tolong untuk menjadi webmaster laman resminya, kuanggap ini tetap sebagai sebuah kencan.

Sebab kapan lagi hal seperti ini akan terulang? Kami cukup sering ketemu di kampus. Namun agak berat membayangkan dia akan membuka hidupnya untuk cowok sepertiku—yang kalau di film-film remaja Hollywood pasti dicitrakan sebagai para nerd atau computer geek berkacamata tebal. Padahal aku tak berkacamata.

“Mau langsung ngobolin website atau makan dulu?” tanya Luna kemudian.

“Makan dulu aja.”

“Oke.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline