Lihat ke Halaman Asli

Wiwien Wintarto

TERVERIFIKASI

Penulis serba ada

Jangan ke Mancanegara Kalau Tak Urgen

Diperbarui: 17 Desember 2015   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="New York City, salah satu tempat yang keren buat latar lokasi novel. (Foto: Films of Crawford)"][/caption]

Normalnya, latar tempat di cerita fiksi berlokasi di negara tempat kelahiran sang penulis. Kadang bahkan bisa di hometown-nya, kadang pula bebas untuk mengambil kota mana pun asal masih berada di negara yang bersangkutan. Yang Amerika ya Amerika, yang Inggris ya Inggris, dan kita pun sebagai WNI juga cenderung akan berkisah di negara Republik Indonesia juga.

Namun beberapa cerita, dalam hal ini novel, ternyata tak berlokasi di Indonesia meski ditulis oleh saudara kita sesama penghuni negeri ini. Ada yang di Los Angeles, ada yang di Paris, ada yang di New York, dan belakangan ini sesudah K-drama dan K-pop mendunia, berlokasi di negara Republik Korea alias Korea Selatan.

Tentu tak perlu sederet alasan untuk mendasari pemilihan itu. Setting lokasi kan hak prerogratif pengarang. Tak ada aturan baku yang berkaitan dengan standar kualitas mengenai tempat di cerita. Mau di Jakarta, mau di London atau Ankara dan Ndumpil sekalipun, pengarang tak perlu mempertanggungjawabkan preferensinya pada suatu sidang dewan dan mahkamah.

Meski begitu, perlu ada pertimbangan khusus juga saat hendak memilih latar tempat luar negeri. Yang perlu dipikirkan adalah, andai alur cerita dan permasalahan tak terpengaruh jika lokasi dipindah ke Wonosobo atau Nganjuk, mengapa harus berlokasi di Seoul atau Madrid? Kita bisa kena tudingan minder—milih lokasi abroad hanya agar rating kekerenan cerita bertambah.

Maka memang pemilihan tempat di luar negeri sebagai setting lokasi perlu didasari dengan alasan yang fungsional. Titik tolaknya, itu tadi, cerita dan permasalahan bakal dan pasti terpengaruh jika settingnya dipindah, even if sesama berlokasi di mancanegara.

Landasan apa misalnya? Sebut saja yang paling awal adalah situasi khusus yang hanya ada di satu negara. Di novel The Kite Runner, Khaled Hosseini mengambil latar di Kabul, ibukota Afghanistan. Ambilan setting manca ini menjadi perlu karena diskriminasi suku seperti yang ia kisahkan di sana memang hanya ada di Afghanistan.

Kalau cerita berlokasi di Jakarta, alurnya bakal aneh dan tak logis, karena diskriminasi serupa tak eksis di republik ini. Sekadar catatan, Afghanistan sebagai latar tempat harus dianggap lokasi luar negeri (bagi sang pengarang) karena meskipun berdarah Afghanistan, Hosseini adalah warga negara AS saat menulis novel keren tersebut.

Dasar lain yang bisa digunakan adalah one specific event yang hanya ada di sebuah tempat, either negara atau kota. Misal berkisah tentang seorang mahasiswa gokil yang bernadar akan ikut acara festival banteng di Pamplona, Spanyol, andai penembakannya diterima. Dalam hal ini, ketika cerita keseluruhan kemudian berlokasi di Pamplona, pilihan itu sangat bisa diterima. Festival besar tempat warga lari dikejar sekelompok banteng kan memang hanya ada di sana.

Hadirnya sebagian karya sastra yang mengambil tempat non-Indonesia sebagai setting lokasi bisa mulai dipandang sebagai sesuatu yang mencemaskan karena unsur keminderan itu tadi. Salah satu indikasinya adalah bahwa tempat-tempat yang dimunculkan semuanya berasal dari negara-negara yang (kita anggap) berkelas lebih tinggi dari negara kita, sehingga dijadikan acuan dan barometer dalam banyak hal.

Amerika dan Eropa, itu pasti. Lalu negara-negara Asia Timur yang maju dan makmur seperti Korea dan Jepang. Belakangan ini muncul satu idola baru: Turki. Semua adalah tlatah yang menjadi anutan pola berpikir dan berperikehidupan kita. Dengan mengambil mereka sebagai lokasi tempat, kita “menunaikan kewajiban” kekaguman kita pada mereka, sehingga kadar imej cerita kita bisa naik berkat asosiasinya dengan kualitas tinggi kehidupan di lokasi-lokasi tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline