Sulungku usianya sudah 17 tahun Januari yang lalu. Usia yang memang sedang mekar-mekarnya. Usia ketika sudah mulai tertarik lawan jenis.
Jujur saja, sebenarnya saya berekspetasi anak-anak tidak atau jangan dulu mengenal lawan jenis lebih intens di usia seperti itu.
Saya sebenarnya ingin mereka intens mengenal lawan jenis nanti kalau sudah punya pekerjaan. Tapi ya mau bagaimana lagi, memang perkembangan biologis manusia seperti itu.
Kebetulan anak sulung saya memang belajar di Jawa, sedang saya sendiri tinggal di Batam. Pertemuan dengannya hanya sekali dalam satu tahun saat ia libur panjang di bulan syawal. Satu tahun yang lalu saya terkaget-kaget ketika dia sedang menelepon.
Eh ternyata kok menelepon cewek. Tapi yang saya salut, anak saya tidak menyembunyikan kondisi tersebut. Justru dia memberikan gawainya kepada saya agar bisa mengobrol dengan wanita tersebut.
Sebelumnya saya mendengar jika teman wanitanya itu merasa takut kepada saya. Tapi anak saya justru bilang, "Nggak usah takut, baik kok ibu saya."
Saat gawainya sudah di tangan saya, aslinya saya bingung mau ngomong apa. Tapi kan saya posisinya sudah sebagai ibu atau orang tua. Ya, saya coba mengobrol biasa saja, menanyakan dia tinggal di mana sekolah di mana dan sebagainya.
Saya tidak marah setelahnya, karena saya pun pernah muda. Saya pernah suka kepada laki-laki di saat seusianya. Saya rasa hal itu wajar. Kita nggak bisa memaksa hatinya harus pupus dengan apa yang memang seharusnya sedang terjadi. Sebab saya berfikir, jika kita melarangnya dengan keras, justru mungkin dia akan menyembunyikan hal-hal yang saya larang tersebut.
Namun saya juga tidak diam begitu saja, saya coba tanya baik-baik hubungannya dengan wanita tersebut.