Lihat ke Halaman Asli

Rindu Momen Ramadan Saat Masih Kecil

Diperbarui: 20 April 2021   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menunggu saat berbuka. Credit:telisik.id

Ramadan selalu memiliki ciri khas tersendiri. Ada hal-hal yang memang lain dari biasanya yang kita rindukan. Bahkan kita yang dewasa saja merindukan momen-momen Ramadan. Entah mengapa Ramadan bagi saya hari-hari terasa begitu lebih hidup.

Lihat saja saat menjelang berbuka, berderet orang menjual aneka panganan berbuka. Segala macam jenis minuman seperti cendol, es teler, kolak, es sirup. Kue berbagai macam bentuk dan rasa, juga aneka lauk pauk. Siapapun tidak perlu repot-repot memasak jika memang tidak meiliki waktu banyak.

Keramaian yang lain terlihat ketika setelah Isya. Oarang berbondong-bondong menuju ke masjid untuk menunaikan ibadah salat tarawih. lalu dilanjutkan tadarus hingga mungkin sampai pukul 22.00 wib atau 23.00 wib. Rasanya ada ghirah atau semangat tersendiri merasakan nuansa Ramadan yang berbeda dari bulan-bulan biasanya.

Di akhir Ramadan ada momen mudik, meskipun tahun ini mudikbesar-besaran di larang oleh pemerintah untuk menghentikan penyebaran virus Corona. Tapi momen mudik lokal masih diperbolehkan. Ramadan adalah bulan spesial yang selalu dirindukan.

Saya sendiri ketika sedang menunggu saat-saat berbuka teringat ramadan zaman kecil dulu. Dibandingkan dengan anak-anak zaman sekarang, ramadan 30 tahunan yang lalu, terlebih saya masih tinggal di kampung, sangat jauh berbeda. Mengingat momen-momen Ramadan masa kecil terkadang rasanya ingin kembali ke masa itu. Berikut ini momen Ramadan masa kecil yang dirindukan.

1. Nyadran

Nyadran adalah momen bersedekah dan mendoa bagi para leluhur atau saudara-saudara yang sudah meninggalkan kita terlebih dahulu. Nyadran biasanya diadakan beberapa hari sebelum ramadan datang. Hari itu kami membawa berbagai macam makanan. Biasanya ditaruh dalam "tenong", tempat berbentuk bulat dari anyaman bambu, dan berkumpul di area dekat pemakaman. Setelah prosesi mendoa selesai, kami saling bertukar makanan. Biasanya yang bertukar yang duduk bersebelahan. 

Nyadran. Credit: menpan.go.id

Bagi kami yang masih anak-anak, momen ini sangat menyenangkan. Karena dapat mencicipi berbagai macam penganan yang lezat, yang jarang ditemukan pada hari biasa.

2.  Menanti Takjil

Ada suatu kebahagiaan tersendiri dulu saat menanti takjil dihidangkan. Dulu kami setiap sore menjelang berbuka ada acara mengaji, seperi mengulang-ulang bacaan-bacaan shalat. Setelahnya kami (saya dan anak-anak lainnya) duduk berjejer rapi di teras surau menunggu jatah takjil dihidangkan. Entah mengapa, ada kebahagiaan tersendiri meski terkadang takjilnya juga makanan sederhana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline