Lihat ke Halaman Asli

Wiwid Dolianto

Suka Travelling

Jalan Berliku Mendapatkan Harta Karun [#3 The Series: Harta Karun Sang Kakek]

Diperbarui: 25 Oktober 2022   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Harta Karun Sang Kakek (Dokpri)

Jadilah kami kembali ke Jakarta dengan tangan hampa tanpa membawa harta yang sudah ada di depan mata. Rasa penasaran akan harta karun Sang Kakek semakin menjadi - jadi setelah kami mengetahui sendiri lokasi tempat penyimpanannya. Sudah terbayang harta peninggalan berupa emas, berlian dan sebagainya yang akan cepat diuangkan sebagai dana segar bagi perusahaan property kami. Kami pun tak lupa segera simpan koordinat lokasi baik secara digital maupun tertulis. Ini data penting dan rahasia ! Sang Kakek minta diturunkan di sekitar lokasi yang di bagikan kepada kami. Dan berpesan agar tidak menelpon beliau hingga hari Selasa atau Kamis malam. Kami kemudian sepakat untuk langsung bertemu Sang Kakek di lokasi penyimpanan harta karun di hari Selasa malam atau Kamis malam. Kami pun mengiyakan permintaan Sang Kakek tanpa banyak bertanya ini dan itu.

Jum'at pagi itu sekitar jam 8 pagi kami pun sudah memasuki jalan tol Jagorawi dan segera bergegas menuju ke kantor. Tujuan kami hanya satu yaitu memastikan surat - surat berharga milik perusahaan, rekanan serta surta surat berharga milik pelanggan kami masih baik - baik saja nasibnya. Dan kalau terjadi sesuatu misalnya rusak dan sebagainya, apa yang akan kami lakukan nantinya.

Sang Kakek berbisik kepada Kapten agar tidak terlalu lama jarak pengambilan berikutnya, karena ada aturan tak tertulis bahwa pengambilan hanya bisa dilakukan di hari Selasa dan Kamis malam, diatas jam 12 malam. Kami pun mengiyakan kata - kata Sang Kakek tanpa ada bantahan sedikitpun, karena kami sadar sangat butuh harta tersebut. Dan juga nggak terlalu berat syaratnya, hanya keberanian pergi ke sana, tapi toh barengan rame - rame. Begitu pikir kami saat itu, tanpa ada rasa khawatir sedikitpun. Dan kami pun harus menyiapkan segala kebutuhan untuk pengambilan, angkutan, peralatan, logistik, keamanan, dan sebagainya. Sudah dibagi juga peran masing - masing dari kami yang kami diskusikan sepanjang perjalanan via chat WA.

Menjelang tengah hari sekitar jam 10.50 WIB kami sudah berada di depan kantor kami yang mendapat musibah kebakaran. Tampak beberapa petugas pemadam kebakaran serta anggota kepolisian berjaga di sekitar lokasi. Garis batas dari Kepolisian dipasang di sekitar kantor kami serta beberapa kantor samping kanan - kiri. Sebenarnya setiap kantor di kawasan ini sudah dilengkapi dengan sistem alarm kebakaran, yang akan menyala sewaktu - waktu jika ada asap atau panas di dalam ruangan. Dan juga CCTV 24 jam sudah ada dan pengamanan dari pihak pengelola kantor. Kami dilarang masuk kantor terutama di lantai 2 karena masih dalam proses investigasi, demikian keterangan dari pihak berwajib.

Yang menjadi misteri bagi kami adalah mengapa hanya kantor kami yang mengalami kebakaran dan terkonsentrasi di area berkas di lantai 2. Meskipun sudah dilengkapi dengan peralatan sistem kebakaran dan CCTV, tetapi masih saja terjadi kebakaran.

Satu per satu dari kami di interogasi guna pengusutan lebih lanjut dari pihak berwajib. Dan kami pun memberikan jawaban yang sama, yaitu ke luar kota untuk urusan pelanggan. Namun ada satu hal yang kami sepakat untuk merahasiakan, yaitu tempat persisnya kami sejak kemarin 'berpetualang' dalam rangka pencarian harta karun. Interogasi juga dilakukan terhadap semua staff kantor kami. Termasuk ada karyawan yang baru sekitar 10 hari bekerja di kantor kami. Dia seorang mantan karyawan di salah satu tambang batu bara di Kalimantan. Kmai menyebutnya Gendut, karena badannya yang subur. Dia kami tempatkan di bagian survey lapangan, serta beberapa pekerjaan administratif kantor.

Menurut resepsionis kami, sebut saja Vera namanya, si Gendut ini pulang agak malam bersama pak Karyono office boy kami yang sudah bekerja lebih dari 3 tahun bersama kami. Gendut pulang dari Bekasi dimana ada salah satu project kami berada di sana. Namun entah kenapa Gendut ini pulang hingga larut malam dan tak biasanya. Menurut Gendut ada salah satu berkas pelanggan yang dicari dari sore hingga menjelang malam. Tapi tak dijelaskan oleh Gendut pelanggan yang mana itu. Rasa curiga kami ada pada Gendut ini yang mungkin bisa saja menaruh sesuatu hingga terjadi insiden kebakaran. Namun kami sepakat untuk memendam rasa curiga tersebut hingga pihak berwajib menemukan penyebab pasti kebakaran di kantor kami.

Satu persatu bukti yang diperlukan oleh pihak berwajib untuk keperluan investigasi diperiksa, termasuk CCTV, buku tamu, dan beberapa barang yag berada di dalam ruang berkas. Pihak berwajib pun juga meminta hp milik kami semua untuk keperluan investigasi. Untung saja Vera memberikan kode kepada kami bahwa hp kami akan diperikasa. Dalam sekejap kami pun menghapus semua percakapan kami terutama selama berpetualang mencari harta karun. Ini sesuai dengan mandat dari Sang Kakek untuk merahasiakan temuan serta lokasi harta karun.

Pak Kapten berbisik, "Kang Saepul, koordinat lokasi sdh disimpan tertulis ya ..?". Kang Saepul mengangguk pelan, tanda mengerti dan lokasi koordinat sudah disimpan dalam catatan. Ardi yang mencatat dalam sebuah buku agenda kecil, semoga tulisannya terbaca jelas nanti saat dibutuhkan.

Kami pun harap - harap cemas menunggu hasil investigasi dari pihak berwajib. Selama dua hari berturut - turut kami menginap di penginapan sederhana dekat lokasi kantor. Guna menghemat biaya, kami pun berbagi kamar dengan suite room untuk berenam dengan menambah 2 kasur. Yang penting bisa istirahat dan tetap komunikasi dan merencanakan strategi selanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline