Lihat ke Halaman Asli

Wiwid Dolianto

Suka Travelling

Pentingnya Oxygen bagi Kehidupan Manusia

Diperbarui: 18 Oktober 2022   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lustrasi: Oxygen Untuk Kehidupan

Oxygen merupakan elemen penting di muka bumi untuk menopang kehidupan. Kehidupan yang berada di darat dan di dalam air (air tawar maupun air laut) juga membutuhkan Oxygen. Dalam jumlah normal di udara, Oxygen akan menjadi zat yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan. Namun dalam jumlah lebih besar akan berbahaya dan berpotensi memperbesar kebakaran. Dalam jumlah kurang dari normal juga sangat berbahaya karena menimbulkan kekurangan Oxygen yang bisa menimbulkan kematian. Wah ngeri ya .. !!

Sebenarnya berapa persen sih kebutuhan yang aman terhadap Oxygen di udara bebas ? Baiklah, mari kita kupas satu persatu. Di udara bebas atau udara terbuka terdapat komposisi yang sama di semua tempat di muka bumi ini. Komposisi terbesar udara adalah gas Nitrogen dengan simbol kimia N2 sebesar 78%, kemudian Oxygen sebesar 20.9%, disusul Argon dan gas jarang (rare gas) seperti Neon, Xenon, Radon, kemudian CO2 serta uap air. Kita hanya bisa mendeteksi persentase Oxygen dengan bantuan alat yang disebut dengan Oxygen detector. Dengan alat ini bisa diketahui persentasi atau kadar Oxygen di suatu ruang, bisa di ruang terbuka maupun ruang tertutup. Ingat ya bahwa panca indera manusia tidak bisa mendeteksi kadar Oxygen di suatu tempat, harus pakai alat!

Oxygen pada konsentrasi atau kadar 20,9% adalah angka aman untuk kehidupan. Pada alat Oxygen detector umumnya di setting alarm untuk batas atas adalah sebesar 24%. Angka tersebut mengacu pada bahaya kebakaran yang bisa terjadi karena kelebihan Oxygen atau Oxygen enrichment.  Oxygen sebagai Oxidator bersifat memperbesar kebakaran, walaupun sebenarnya Oxygen tidak terbakar namun sebagai Oxidator Oxygen mampu menambah pembakaran semakin besar. Kita bisa lihat contoh Abang jualan sate atau ayam bakar yang memberikan tambahan Oxygen sebesar 20,9% dengan bantuan kipas angin untuk memperbesar api bakaran sate, sehingga sate cepat matang. 

Di tempat pengrajin besi atau pande besi juga menggunakan tambahan udara dengan kadar Oxygen 20.9% untuk membuat besi panas dan mudah dibentuk menjadi pisau atau lainnya. Di industri besar pengolahan biji besi pun juga menggunakan Oxygen dengan tingkat kemurnian lebih dari 90% untuk memperbesar tungku peleburan biji besi. Biji besi dan campurannya yang sudah mencair kemudian dicetak sesuai dengan produksinya. Suhu dalam tungku pun bisa mencapai lebih dari 1500 derajat Celcius, air mendidih yang 100 derajat Celcius saja sudah sangat panas bagi kita apalagi cairan besi ya !

Lalu bagaimana dengan batas bawah minimal aman untuk komposisi Oxygen ? Oxygen detector umumnya di setting alarm pada angka 19.5%. Pada angka minimal ini merupakan warning agar segera meninggalkan tempat tersebut untuk evakuasi ke tempat terbuka atau ruangan berventilasi baik. Ada kemungkinan terdapat zat lain yang menggantikan komposisi Oxygen sehingga persentase Oxygen berkurang hingga batas bawah atau disebut Oxygen deficiency. Persentase Oxygen dibawah 19.5% sangat berbahaya bagi kehidupan hingga bisa menyebabkan pusing, mual, dan jika menyentuh kadar Oxygen kurang dari 10% bisa menyebabkan kematian. Hal ini karena pasokan Oxygen ke otak sangat kurang, sehingga otak berhenti bekerja.  

Oxygen detector umumnya digunaan di industri sebagai standar perlengkapan untuk bekerja di industri dengan tingkat resiko tinggi terhadap kekurangan Oxygen di suatu area kerja, terutama untuk ruang tertutup atau confined space dengan akses yang sangat minim. Banyak persyaratan diberlakukan sebelum bekerja di area tersebut. Ini biasanya disebut dengan Safe Work Permit Confined Space. 

Bagaimana dengan kita yang tidak berada di lingkungan industri agar tetap aman serta selalu mengetahui persentase Oxygen yang aman, apakah harus mempunyai Oxygen detector sendiri ? Jika tidak ada resiko kekurangan Oxygen di lingkungan sekitar kita, mungkin tidak perlu punya alat tersebut. Selain harganya cukup mahal dan mesti di lakukan tes secara berkala, pemakaian hanya saat ada kondisi tertentu saja. 

Dalam praktek keseharian, kita harus tahu potensi kekurangan Oxygen di sekitar lingkungan kita. Beberapa kejadian meninggal dunia di dalam mobil dengan mesin serta AC menyala dan pintu tertutup rapat, korban tidur dan tidak pernah bangun kembali. Dilansir ada kebocoran gas buang dari knalpot kemudian masuk kedalam kabin sehingga kadar Oxygen dalam kabin mobil berkurang drastis. Ada baiknya jika kita dalam perjalanan jauh sesekali membuka dua jendela untuk mengalirkan udara baru ke dalam kabin kendaraan, praktisnya bisa sekitar 2 jam sekali. Jika kita ingin istirahat sambil tiduran di mobil, tidak dianjurkan untuk menutup semua pintu kemudian menyalakan mesin dan AC mobil. Biarkan jendela terbuka setengah dengan kondisi mesin mati, tentunya dibawah rindang pohon atau shelter yang tersedia di parkiran. 

Ada juga berita menggali sumur dan 2 orang meninggal dunia di daerah Cilacap Jawa Tengah, dilansir dari berita Kompas.TV pada 1 Agustus 2022 lalu. Sumur sempit dengan kedalaman sekitar 15 meter, ada kemungkinan gas CO2 atau gas Karbondioksida berada di dalam sumur, menggantikan kadar Oxygen dalam sumur tersebut. Saat evakuasi petugas juga harus memakai alat SCBA agar aman.

Semoga bermanfaat buat teman sekalian, Ingat Safety First ! Keluarga menunggu di rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline